BPBD Siaga Satu Bencana

BPBD Siaga Satu Bencana

BMKG Peringatkan Selama Tiga Bulan CILACAP-Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Cilacap "menyalakan alarm bahaya" tanda Siaga 1 sejak Januari hingga Maret. Langkah ini diambil setelah Badan Meteorologi Klimatolgi dan Geofisika (BMKG) mengeluarkan prediksi puncak penghujan akan terjadi selama 3 bulan. Dan selama itu pula, bencana banjir, tanah longsor dan angin lisus akan mengancam wilayah terluas di Jawa Tengah itu. "Prediksi BMKG (puncak penghujan terjadi pada) Januari, Februari, Maret. Ini yang kita siaga satu," ujar Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Cilacap, Tri Kumara. Siaga satu ini diberlakukan terutama di bagian barat Kabupaten Cilacap meliputi 10 kecamatan. Pasalnya, wilayah tersebut sangat rentan terkena bencana tanah longsor dan banjir. Sebut saja 5 kecamatan di wilayah eks distrik Majenang yang meliputi Karangpucung, Cimanggu, Majenang, Wanareja dan Dayeuhluhur. Sementara di eks distrik Sidareja, alarm bahaya untuk ancaman banjir. "Mulai (Kecamatan) Karangpucung, Majenang sampai Dayeuhluhur siaga satu longsor. Kalau (eks distrik) Sidareja (ancaman) banjir," katanya. Sejak awal, katanya BPBD sudah memprediksi 3 bencana tersebut akan terjadi selama musim penghujan. Khusus untuk angin lisus diwaspadai terjadi sejak menjelang musim penghujan atau saat panca roba. Hal ini mulai terbukti dengan munculnya angin lisus di Kecamatan Patimuan dan Kedungreja. Bencana ini nyaris bersamaan dengan munculnya tanah longsor di Kecamatan Wanareja dan Dayeuhluhur. "Sejak awal kita prediksi tiga bencana ini akan muncul," katanya. Selain itu, BPBD juga sudah melakukan sejumlah langkah antisipasi seperti pemasangan webing jute untuk mengurangi resiko tanah longsor. Namun demikian, lokasi longsor justru terjadi di luar daerah yang sudah terpasang jaring bantuan dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) itu. "Kita sudah antisipasi. Tapi ternyata longsor terjadi di wilayah lain. Ini yang sebenarnya tidak kita duga," katanya. Namun demikian, BPBD akan terus melanjutkan langkah serupa dengan memperbanyak webing jute. Pihaknya sudah mendapatkan sinyal positif dari BNPB dan bantuan serupa akan kembali turun tahun ini. Hanya saja pihaknya belum bisa memastikan berapa jumlah dan kapan bantuan ini akan turun. "Sudah ada sinyal positif. Kita sudah ajukan proposal dan dilengkapi dengan foto titik-titik rawan longsor," katanya. Dia menambahkan, kerawanan serupa juga sebenarnya terjadi di wilayah timur Kabupaten Cilacap. Namun ancamannya tidak terlalu besar karena banjir yang datang hanya menggenangi persawahan dan melimpas ke jalanan. "Di timur ada, tapi banjir yang hanya menggenangi sawah dan meluap ke jalan," katanya. (har/ttg)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: