Mobil Pribadi Kesulitan Solar Subsidi di Purbalingga

Mobil Pribadi Kesulitan Solar Subsidi di Purbalingga

LANGKA : Suasana SPBU Kalimanah terlihat sepi saat hujan, Jumat (24/6). BBM jenis solar bersubsidi langka sepekan terakhir. AMARULLAH NURCAHYO/RADARMAS PURBALINGGA - Sepekan terakhir, para pemilik kendaraan pribadi bermesin diesel mulai merasakan kesulitan saat mengisi bahan bakar jenis solar (Bio Solar, red) di sejumlah SPBU di Purbalingga. Padahal tidak ada informasi kelangkaan solar bersubsidi itu. Kondisi ini membuat konsumen solar bersubsidi mengeluh, karena harus merogoh kantong lebih banyak. “Harga Bio Solar hanya limaribuan per liter, sedangkan solar non subsidi, mencapai Rp 13 ribuan. Padahal aktifitas saya setiap hari. Ada apa dengan solar bersubsidi,” kata Rizki, salah satu karyawan swasta di Purbalingga, Jumat (24/6). Menurutnya, ketika ada pihak yang tidak berhak menggunakan solar bersubsidi dan nekat mengisi solar subsidi, jelas akan berpengaruh pada stok di suatu SPBU. Misalnya truk gandeng, industri, dan kendaraan lain yang memang dilarang. “Harusnya pengawasan saat pembelian diperketat. Sayapun kalau beli Bio Solar dimintai nomor tilpun dan dicatat nopol kendaraannya. Masa saat jelas- jelas kendaraan yang dilarang, malah lolos,” imbuhnya. Haryanto, pengguna kendaraan solar lainnya mengaku 3 hari terakhir di Purbalingga seakan solar menghilang. Sehingga dirinya harus membeli solar non subsidi. Jika kondisi ini berlangsung terus, tanpa ada pemberitahuan resmi dari Pertamina maupun pemerintah, maka tidak adil dan merugikan yang berhak. “Kalau solar bersubsidi mau dibatasi, segera saja diterapkan peraturannya. Selain itu sebagai orang awam, harus ada pemberitahuan di SPBU kalau solar bersubsidi dibatasi,” ujarnya. Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Purbalingga, Johan Arifin mengungkapkan pihaknya belum menerima informasi resmi dari PT (Persero) Pertamina. Selain itu belum ada temuan kesulitan mendapatkan solar bersubsidi. Ketua DPC Organda Kabupaten Purbalingga, Karyono mengatakan, bagi angkutan umum berbahan bakar solar juga belum ada keluhan. https://radarbanyumas.co.id/stok-pertalite-sering-hilang/ Kemungkinan karena para pengusaha angkutan umum itu sudah memiliki langganan di suatu SPBU dan pengisiannya juga hanya saat jam tertentu, misalnya malam atau pagi sekalian saat stok masih ada. “Setahu saya, SPBU sudah memprioritaskan kendaraan yang lokal dari Purbalingga diutamakan bisa mengisi solar bersubsidi selama memenuhi ketentuan. Kami belum menerima keluhan kelangkaan solar dari awak angkutan umum maupun tambang,” tegasnya. (amr)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: