Pasar Hewan Banjarnegara Ditutup, 14 Ekor Sapi di Banjarnegara Kena PMK, di Purbalingga Ada Sembilan Ekor
SEMENTARA DITUTUP : Petugas melakukan penutupan pasar hewan di Desa Petambakan Kecamatan Madukara, Senin (16/5). (DARNO/RADARMAS) BANJARNEGARA - Sebanyak 14 ekor sapi di Desa Karangjambe Kecamatan Wanadadi terkonfirmasi positif Penyakit Mulut dan Kuku (PMK). Untuk mencegah wabah PMK yang disebabkan virus picorna tersebut, pasar hewan di Kabupaten Banjarnegara ditutup selama 14 hari. Plh Bupati Banjarnegara Syamsudin mengimbau masyarakat agar tetap tenang. Dia meminta masyarakat, peternak, penjual hewan ternak dan stakeholder di Kabupaten Banjarnegara untuk tidak khawatir berlebihan. Karena penyebaran PMK dalam pengawasan dan pengendalian petugas yang berwenang. Syamsudin mengatakan, Pemkab Banjarnegara sudah melakukan upaya-upaya untuk mengendalikan penyebaran PMK. Seperti penutupan pasar hewan, baik pasar hewan besar maupun kecil di seluruh wilayah Kabupaten Banjarnegara mulai Senin (16/5), untuk mencegah penyebaran penyakit dan sterilisasi lokasi. Selain itu, pemkab juga membentuk gugus tugas dari beberapa OPD terkait, membentuk posko di Dinas Pertanian Perikanan dan Ketahanan Pangan Banjarnegara. Serta membatasi lalu lintas ternak dengan melarang pemasukan ternak dari wilayah terjangkit ke Banjarnegara, dan tidak mengeluarkan ternak yang sakit keluar daerah. Dikatakan, tingkat kesembuhan penyakit ini cukup baik dengan penanganan yang tepat dan pengawasan petugas. Menurutnya, meskipun PMK merupakan penyakit yang menular pada hewan, tetapi tidak menular atau berisiko terhadap kesehatan manusia. Bahkan daging hewan yang terjangkit juga aman dikonsumsi, kecuali tulang, kulit, jeroan dan bagian lain yang terkontaminasi seperti lidah dan bagian sekitar mulut. https://radarbanyumas.co.id/sembilan-ekor-sapi-di-purbalingga-positif-terjangkit-pmk/ "Penyakit ini tidak bersifat zoonosis, tidak menular dari hewan ke manusia," tandasnya. SEMENTARA DITUTUP : Petugas melakukan penutupan pasar hewan di Desa Petambakan Kecamatan Madukara, Senin (16/5). (DARNO/RADARMAS) Sementara itu, Kabag Ops Polres Banjarnegara Kompol Priyo Djatmiko mengatakan, pasar hewan di Kabupaten Banjarnegara akan ditutup selama 14 hari untuk mencegah penularan PMK. Setelah itu akan dievaluasi diperpanjang atau tidak. Selama penutupan, sosialisasi kepada seluruh orang yang biasa beraktivitas di pasar hewan. “Kita berikan arahan untuk mencegah secara dini agar tidak meluas. Karena penyebarannya sangat masif, sehingga kalau tidak dicegah secara dini bisa menyebar lebih luas,” ungkapnya. Dikatakan, ada 14 ekor ternak yang terkonfirmasi positif PMK. “Suspek ada 126 yang tersebar di dua kecamatan, yaitu Wanadadi dan Banjarnegara,” terangnya. Dijelaskan, sapi yang terjangkit PMK mengalami gejala mulut melepuh, panas dan susah makan. Tak hanya di Kabupaten Banjarnegara, sapi di Kabupaten Purbalingga sempat dinyatakan bersih dari PMK. Namun setelah dilakukan pemantauan, ditemukan sembilan ekor sapi salah satu peternakan di Desa Karanggedang, Kecamatan Bukateja dinyatakan positif terjangkit PMK. Hal itu, diketahui setelah hasil uji sampel liur dan darah yang dilakukan oleh Balai Besar Veteriner Wates Jogjakarta keluar. Sebelumnya, Dinas Pertanian (Dinpertan) Kabupaten Purbalingga, bersama dengan Polres Purbalingga melakukan pantauan dan pengambilan sampel di peternakan tersebut, Kamis (12/5) pekan lalu. https://radarbanyumas.co.id/sembilan-ekor-sapi-di-purbalingga-positif-terjangkit-pmk/ Kepala Dinpertan Kabupaten Purbalingga Makodam mengatakan, diduga sembilan ekor sapi tertular melalui udara. Sebab, lokasi kandang dekat dengan wilayah Banjarnegara yang sudah lebih dahulu terdampak. SEMENTARA DITUTUP : Petugas melakukan penutupan pasar hewan di Desa Petambakan Kecamatan Madukara, Senin (16/5). (DARNO/RADARMAS) "Upaya melokalisir PMK tidak mudah dilakukan. Karena virus yang menyebabkan PMK bisa menular melalui udara pada jarak radius hingga 10 kilometer," katanya. Dia menambahkan, langkah pengobatan untuk meningkatkan daya tahan tubuh sapi sudah dilakukan. Termasuk upaya melokalisir dengan peningkatan sanitasi kandang dan mengurangi mobilitasi petugas kandang. Serta sterilisasi kandang dan lingkungan sekitar dengan penyemprotan desinfektan. "Jika daya tahan tubuh semakin bagus, duplikasi virus dalam tubuh dapat diminimalisir dan ternak dapat sembuh. Caranya dengan diberi vitamin, kualitas pakan yang ditingkatkan dan kebersihan kandang dijaga," tambahnya. Diketahui, petugas Dinas Pertanian dan bersama sejumlah personel Polres melakukan pemeriksaan kondisi kesehatan hewan di sejumlah peternakan sapi di Purbalingga. Dalam kegiatan yang dihadiri petugas dari Balai Besar Veteriner Wates Jogjakarta dan Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Cilacap dilakukan pemeriksaan sampel darah dan liur terhadap sapi di peternakan Desa Karanggedang. (drn/tya)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: