Pemuda Desa Banjaran, Bojongsari Semakin Serius Garap Pasar Kerajinan Berbahan Baku Bambu

Pemuda Desa Banjaran, Bojongsari Semakin Serius Garap Pasar Kerajinan Berbahan Baku Bambu

KREATIF : Lukisan dari bambu wulung yang dibuat pemuda Banjaran untuk bupati Purbalingga. (AMARULLAH/RADARMAS) Banting Stir ke Lukisan Sketsa Akibat Minimnya Permintaan Gedhek/Gribig PURBALINGGA - Warga, khususnya pemuda di Desa Banjaran Kecamatan Bojongsari semakin serius menggarap pasar kerajinan berbahan baku bambu selain gedhek/gribig. Pasalnya, permintaan gedhek atau anyaman dinding bambu mulai menurun. Hingga akhirnya beralih ke pesanan sketsa wajah orang dan lainnya, dari goresan anyaman bambu sebagai produk lokal. “Tak hanya lukisan sketsa dari bambu, kemampuan warga kami juga sudah mulai memproduksi pernak-pernik unik seperti lampion bambu, nampan bambu, keranjang cantik untuk belanja dari bambu dan tempat nasi dari bambu,” tutur Kepala Desa Banjaran, Muhammad Ichmun, Minggu (10/4). Menurutnya, sudah sejak lama Desa Banjaran terkenal kerajinan bambunya. Potensi bambu yang ada dibentuk berbagai macam kerajinan lalu dijual untuk menambah penghasilan masyarakat. “Warga terinspirasi membuat sketsa wajah dari bambu ini karena Desa Banjaran ini kaya bahan baku bambu. Bahkan warga kami pernah membuat sketsa wajah Bupati Purbalingga saat ini, Bu Tiwi pada akhir tahun 2021 lalu,” imbuhnya. Tak hanya melayani pesanan melalui media sosial dan online lainnya, namun juga dibantu oleh terwujudnya area publik Klawing Sonten di desa mereka. Perajin membuat kerajinan bambu yang dipasang sekaligus dipamerkan di Joglo Klawing Sonten. “Harga juga bersaing, tidak mahal. Satu skesta wajah bisa dibanderol dengan harga mulai Rp 75 ribu. Tergantung tingkat kerumitannya. Namun yang jelas warga kami bisa apa saja, asalkan ada pola atau contoh foto, gambar yang akan dibuat sketsa maupun jenis kerajinan lain,” paparnya. Salah satu pemuda perajin bambu, Septo Winarno terinspirasi untuk memanfaatkan pohon bambu yang ada di desanya menjadi sebuah kerajinan. Bambu yang melimpah kemudian diolahnya dan digambar hingga menjadi sketsa wajah. Ia mengaku mulai merintis kerajinan bambu sejak satu tahun yang lalu. Keinginan besarrnya yaitu menciptakan karya dari bambu yang berbeda dengan warga Desa Banjaran lainnya. https://radarbanyumas.co.id/kerajinan-batok-purbalingga-eksis-sampai-luar-jawa/ Menurutnya, untuk menggambar sketsa wajah, dirinya membutuhkan bambu wulung atau bambu hitam. Proses menggambar sketsa wajah ini kurang lebih memakan waktu sampai dua hari tergantung pada tingkat kerumitannya. Satu sketsa wajah dari bambu dijualnya senilai Rp 70 ribu sampai dengan Rp 150 ribu. “Kurang lebih dua hari untuk menyelesaikannya karena harus menyesuaikan keinginan dari pemesan, biasanya mereka akan mengirimkan foto yang mau dibuat sketsa di bambu,” ungkapnya. (amr)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: