Istirahat Sambil Jalan, Makamkan Sekitar 1.000 Jenazah
KOMPAK: Para personel tim pemakaman BPBD Purbalingga saat mengerjakan tugas mereka. (ISTIMEWA) Kiprah Tim Pemakaman BPBD Purbalingga Sejak Muncul Covid-19 Apa kabar para petugas atau tim pemakaman pasien yang meninggal karena terpapar Covid-19 Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Purbalingga ?. Meski aktivitas pemakaman pasien Covid-19 mulai turun, tugas mereka masih menanti. Yaitu selalu siaga setiap ada panggilan, dan di musim kebencanaan seperti saat ini. AMARULLAH NURCAHYO, Purbalingga Seragam atau baju hazmat masih melekat di tubuh tegap 10 orang petugas pemakaman dari BPBD Purbalingga. Hampir sepekan lalu mereka masih bertugas memakamkan satu pasien terkonfirmasi Covid-19 di wilayah Kecamatan Bobotsari. Pemakaman itu merupakan yang kesekian kali. Bahkan tercatat tak kurang dari 1.000 orang pernah dimakamkan. Terutama saat sedang puncak pandemi pada Juli 2021 lalu, nyaris mereka istirahat sambil jalan. Karena saking banyaknya permintaan pemakaman. Beruntung masih ada relawan yang kadang membantu dalam tim. Saat ini lebih melandai dan tak setiap hari atau setiap minggu. Sebelum Agustus hingga pekan kedua Agustus tahun lalu, pemakaman sangat tinggi intensitasnya. Sehari, tim menangani pemakaman sampai belasan. Bahkan jika sudah ada dijadwal, bisa sampai dinihari. KOMPAK: Para personel tim pemakaman BPBD Purbalingga saat mengerjakan tugas mereka. (ISTIMEWA) Siaga Bila Ada Panggilan Bencana Kini mereka seharusnya bisa sedikit lega, karena kasus covid-19 melandai. Namun bukan berarti bisa santai. Mereka justru menghadapi bulan-bulan puncak penghujan yang berpotensi terjadi bencana alam. “Tugas pemakaman tetap siaga dan siap kapan saja diperintah. Beruntung saat sedang puncaknya, kasus bencana alam tahun lalu tak begitu banyak. Kini puncak penghujan, sebagai unit Dal Ops BPBD tetap menangani bencana alam seperti banjir, tanah longsor dan lainnya,” tutur Korlap Tim Pemakaman BPBD Purbalingga, Canggih. Bulan-bulan awal tahun ini sudah menangani banjir, tanah bergerak, tanah longsor, dan lainnya. Namun karena sudah diatur jadwal dan personel, maka aktivitas masih bisa ditata dan dikerjakan dengan baik. Bahkan swab menjadi “makanan” rutin para petugas pemakaman. Kepala Pelaksana BPBD Purbalingga Muchammad Umar Faozi MKes melalui Kasi Kedaruratan dan Logistik Mushoni menjelaskan, penggunaan baju hazmat dan perlengkapan seperti sarung tangan hanya sekali pakai. Gambarannya, saat baru selesai di suatu tempat sudah ada urutan tugas pemakaman lagi di tempat berbeda. “Kami beruntung, tetap ada ancaman terpapar namun tidak sampai mengganggu kesehatan bagi personel. Karena mereka memang telah disiapkan untuk menjadi garda depan saat pemakaman, dan tugas lain penanganan Covid-19,” jelasnya. Cara kerja tim yaitu menerima informasi dan perintah resmi untuk menjemput jenazah pasien. Lalu bersama rombongan menuju ke lokasi pemakaman yang biasanya medannya cukup sulit. “Sejak setahun lalu, personel yang dilibatkan untuk memakamkan seribuan jenazah sebanyak 120 orang. Itu gabungan, tidak hanya dari BPBD Purbalingga. Kalau semua dari BPBD, kami jelas kewalahan. Per tim 10 orang,” ungkapnya. (*)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: