Butuh Sekilogam Sampah Untuk Hasilkan Seliter BBM, BUMDes Kutasari Sulap Sampah Plastik Jadi BBM
DIPAMERKAN: BUMDes Kutasari saat memperlihatkan penggunaan BBM bahan dasar plastik di mesin diesel di hadapan Bupati Purbalingga. (CAHYO/RADARMAS) BUMDes Kutasari Purbalingga mulai menggarap sampah plastik. Barang yang kerap mendatangkan persoalan itu kini diubah menjadi bahan bakar yang punya nilai ekonomis. AMARULLAH NURCAHYO, PURBALINGGA Pagi itu, bangunan sederhana milik Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Asri Wijayasari Desa Kutasari, Kecamatan Kutasari, ramai pengunjung. Rupa-rupanya, pengelola badan usaha itu sedang memamerkan bagaimana pengolahan sampah plastik menjadi bahan bakar setara solar. Salah satu pemateri, Budi Trisno Aji yang juga pendamping BUMDes, menjelaskan berbagai bahan dan tatacara pengolahan. Mulai dari memilah sampah plastik yang ada hingga sampai pada “pemasakan” dan destilasi dengan peralatan yang telah disediakan. Budi mengatakan, sekilo bahan sampah plastik bisa menghasilkan seliter BBM setara solar. Bahan bakar itu bisa langsung digunakan untuk mesin diesel dan traktor. Tak hanya itu, sampah plastik itu pun bisa diubah menjadi aneka bahan bakar setara minyak tanah maupun setara bensin. "Pengolahan ini menggunakan teknologi Fast Pyrolisis, memanfaatkan tekanan dengan tambahan katalis untuk memudahkan proses dekomposisi plastik agar lebih sempurna dan tidak memerlukan temperatur yang tinggi,” paparnya. https://radarbanyumas.co.id/bumdes-kebarongan-kemranjen-mulai-rambah-produksi-biji-plastik/ Inovator teknologi Fast Pyrolysis ini juga menyebut proses pengolahan sampah plastik ini termasuk ramah lingkungan. Tidak menimbulkan polusi atau pencemaran. Teknologi yang digunakan bisa menghasilkan BBM dengan rasio 1:1 atau 1 kilogram sampah plastik menjadi 1 liter BBM. DIPAMERKAN: BUMDes Kutasari saat memperlihatkan penggunaan BBM bahan dasar plastik di mesin diesel di hadapan Bupati Purbalingga. (CAHYO/RADARMAS) Lebih rinci dikatakan, jika plastik kering bersih akan selesai diolah dalam durasi sekitar 10 jam. Sementara jika plastik apa adanya, kotor/ lembab, sekitar 16 jam. Dengan desain tungku penyimpanan panas, kebutuhan kayu bakar sangat sedikit, 4 kubik kayu bisa untuk produksi selama 30 hari. "Biaya 4 kubik kayu itu sekitar Rp 200 ribu," kata dia. Perhitungan ekonominya, untuk produksi 50 liter BBM yaitu, dengan bahan baku sampah plastik 50 kg seharga Rp 50 ribu, ditambah kayu bakar Rp 10 ribu, lalu biaya operator 2 orang Rp 120 ribu. Itu akan menghasilkan 70 persen bahan bakar setara solar/ minyak tanah dan 30 persen setara bensin. "Minyak tanah dijual seharga Rp 10 ribu per liter dan setara bensin diolah menjadi thiner dengan harga jual Rp 12 ribu per liter," rincinya. Ketua BUMDes Kutasari Eko menambahkan, awal adanya ide ini karena kepedulian pada lingkungan. Sampah anorganik kerap hanya dibakar maupun lebih parah dibiarkan bertebaran. Selain membuat pencemaran juga tidak sehat. Karenanya, sampah plastik yang digunakan sebagai bahan baku ini dikumpulkan dari warga sekitar yang sebelumnya telah diedukasi untuk memilahnya. Untuk membangun teknologi ini dibutuhkan biaya sebesar Rp 65 juta untuk kapasitas 50 liter sudah termasuk penginstalan dan training pengoperasian. "Dengan pengolahan berbasis teknologi seperti ini kebutuhan energi bisa terpenuhi dari sampah plastik. Hasilnya bisa didistribusikan atau dijual ke warga, bisa digunakan untuk bahan bakar kompor, mesin diesel dan sebagainya,” ungkapnya. BBM hasil pengolahan sampah plastik ini langsung diujicobakan ke mesin diesel, yakni untuk mengoperasikan traktor dan mesin pengaduk beton. (*)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: