Remaja yang Kabur Dapat Pendampingan Intensif

Remaja yang Kabur Dapat Pendampingan Intensif

PEMBINAAN: Kapolres Purbalingga tengah berbincang dengan orang tua pelajar yang kabur dari rumah. (ISTIMEWA) PURBALINGGA - Alifa Rakmaniyah Putri (18), remaja asal Kalimanah, bakal mendapatkan konseling dari Tim Psikologi Polres Purbalingga. Sebelumnya, Pelajar Muhammadiyah 1 Purbalingga ini, ditemukan Unit PPA Satreskrim Polres Purbalingga di di salah satu tempat kos khusus putri wilayah Jogjakarta. Setelah sempat menghilang lebih dari satu pekan dari rumahnya. Hal itu, diungkapkan oleh Psikolog Polres Purbalingga Ipda Teguh Susilo, Sabtu (15/1) pekan lalu. Saat ini, pihaknya tengah melakukan pendampingan terhadap pelajar tersebut. Rencananya, pekan ini, akan dilakukan konseling terhadap pelajar tersebut. Dia menyampaikan bahwa banyak faktor yang dapat melatarbelakangi persoalan anak sehingga melakukan tindakan kabur atau pergi dari rumah. "Salah satunya adalah faktor kurangnya komunikasi antara anak dan orang tua. Contohnya, anak asyik dengan dunianya sendiri, sedangkan orang tua sibuk dengan aktivitasnya sendiri," ujarnya. Selain itu, menurutnya persoalan anak juga bisa terjadi akibat pengaruh dari luar. Seperti sekarang ini yang merupakan era digital, dimana pola pikir anak gampang dipengaruhi perilaku dari luar. Perilaku bisa ditiru dari media sosial maupun internet yang sekarang sangat mudah diakses. Apabila tidak ada filter, hal negatif bisa mempengaruhi perilaku anak. "Sehingga, diperlukan peran semua pihak, mulai dari orang tua di rumah maupun guru saat di sekolah. Karena usia anak-anak masih membutuhkan perhatian agar tidak salah dalam melakukan tindakan," jelasnya. Menurutnya, peran orang tua sangat diperlukan untuk melakukan pengawasan terhadap aktivitas anak. "Dengan pengawasan, komunikasi dan kedekatan antara orang tua dan anak bisa menghindari perilaku negatif anak," ujarnya. Dia menambahkan, perilaku orang tua juga harus bisa menjadi contoh yang baik bagi anak-anaknya. Karena anak bisa meniru perilaku dari orang tuanya baik perilaku positif maupun negatif. Jadikan orang tua sebagi guru di rumah. https://radarbanyumas.co.id/perkosa-tetangganya-yang-masih-di-bawah-umur-di-hotel-di-rawalo-pria-paruh-baya-dibekuk/ Sejumlah aktivitas menurutnya bisa dilakukan agar hubungan antara orang tua dengan sang anak bisa dekat. Misalnya makan bersama, ngobrol bersama dan aktivitas lainnya yang dilakukan bersama di rumah. Sehingga bisa menjadi kontrol mencegah perilaku negatif anak. "Jadikan rumah sebagai tempat yang nyaman bagi anak. Kalau tidak, dikhawatirkan anak akan mencari kenyamanan di luar dan dapat berpotensi pada salah pergaulan," lanjutnya. (tya)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: