Hanya Ada Booth Promosi Wisata Indonesia

Hanya Ada Booth Promosi Wisata Indonesia

[caption id="attachment_101151" align="aligncenter" width="100%"]Suasana International Media Center KTT OKI 2016 di Jakarta, Minggu (06/03/2016).--Foto: Imam Husein/Jawa Pos Suasana International Media Center KTT OKI 2016 di Jakarta, Minggu (06/03/2016).--Foto: Imam Husein/Jawa Pos[/caption] Demi Solidaritas Palestina, KTT Luar Biasa OKI pun ”Bersahaja” Tak ada agenda wisata berkeliling Jakarta bagi peserta KTT LB OKI. Sebagai penawar lelah, tersedia booth layanan pijat cuma-cuma di venue. BAYU PUTRA, Jakarta KONFERENSI Tingkat Tinggi Luar Biasa Organisasi Kerja Sama Islam (KTT LB OKI) memang sudah berlangsung mulai kemarin (6/3). Tapi, tidak banyak penanda bahwa Jakarta tengah menghelat hajatan besar itu. Setidaknya bila dibandingkan dengan pelaksanaan Konferensi Asia-Afrika (KAA) di Bandung tahun lalu yang amat semarak. Hanya ada satu booth promosi Indonesia di venue, Jakarta Convention Center (JCC). Yakni booth spa Taman Sari Mustika Ratu yang berada di bawah pengelolaan Kementerian Pariwisata. Booth tersebut dikhususkan untuk melayani para jurnalis maupun delegasi yang mengikuti KTT. Sebagaimana sarana promosi, logo Wonderful Indonesia tidak pernah ketinggalan untuk tampil. "Kami memberikan layanan pijat neck and shoulder (leher dan bahu) secara cuma-cuma. Kurang lebih selama sepuluh menit," terang Franchise Manager Taman Sari Judit Emma. Menurut Judit, layanan itu sekaligus menjadi persiapan promosi spa halal Indonesia. Disediakan delapan terapis, yang terdiri atas dua laki-laki dan enam perempuan berjilbab. Terapis laki-laki akan menangani jurnalis dan delegasi laki-laki, begitu pun sebaliknya. Lokasi pijat untuk perempuan juga lebih tertutup. KTT LB Ke-5 OKI ini memang diselenggarakan dalam suasana "prihatin". Itu merupakan bentuk solidaritas atas kondisi yang tengah berlangsung di Palestina. Untuk itu, dalam KTT kali ini, panitia tidak menyediakan agenda wisata ke berbagai lokasi di ibu kota. Aktivitas peserta hanya berlangsung di hotel dan lokasi KTT. "Tidak ada ekskursi bagi para peserta. Kita sedang menunjukkan keprihatinan atas Palestina," ujar salah seorang pejabat panitia. Karena itu pula, begitu acara KTT selesai hari ini, para kepala pemerintahan dijadwalkan langsung terbang meninggalkan Indonesia malam harinya. Atau selambatnya besok. Jadilah kemudian promosi konferensi tersebut berlangsung "bersahaja". Tapi, itu sama sekali tak berarti penyelenggaraan menjadi "ala kadarnya". Sebagai tuan rumah, Indonesia tetap memberikan pelayanan maksimal. Presiden Palestina Mahmoud Abbas, misalnya, diberi ruang kerja khusus. Ruangan tersebut berada di sisi selatan Plenary Hall yang menjadi ruang sidang utama. Para delegasi diinapkan di 17 hotel di kawasan Jakarta Pusat dan Jakarta Selatan. Beberapa di antaranya adalah Hotel Shangri-La, InterContinental, Le Meridien, Grand Hyatt, Hotel Indonesia Kempinski, dan Hotel Mandarin. Pihak kepolisian pun menyiapkan jalur khusus dari hotel menuju JCC dengan pengawalan ketat aparat. Adapun para kepala negara difasilitasi mobil Mercedes-Benz dengan pengawalan melekat dari Paspampres. KTT kali ini diikuti 605 delegasi dari 57 negara plus kuartet pemantau. Semalam Presiden Joko Widodo (Jokowi) menjamu para delegasi tersebut di ruang makan JCC dalam sebuah gala dinner. "Merupakan sebuah kehormatan bagi Indonesia menjadi tuan rumah KTT Luar Biasa OKI untuk Palestina dan Al Quds Al Sharif," tutur Jokowi saat gala dinner. Presiden menyatakan, para anggota OKI berkumpul kali ini untuk satu tujuan: mendukung kemerdekaan Palestina. Dalam mencapainya, semangat perdamaian harus terus disuarakan. "Silakan menikmati makan malam, nikmati kebudayaan Indonesia dan keramahan kami," tambah mantan gubernur DKI Jakarta itu. Hari ini agenda utama KTT bakal berlangsung sejak pagi hingga sore. Kemarin sejumlah panitia tampak sibuk menyiapkan sesi foto bersama para kepala pemerintahan. Pada booth foto bertingkat empat itu, Presiden Jokowi selaku tuan rumah akan berada paling depan. Di sisi kanannya akan berdiri Presiden Palestina Mahmoud Abbas, sedangkan di kiri ada Sekjen OKI Iyad Ameen Madani. Untuk keperluan pengamanan, Mabes TNI menyediakan 60 personel Paspampres. Selebihnya, untuk para delegasi non kepala pemerintahan, TNI menggunakan standar pengamanan VIP. Ribuan personel militer disebar di titik-titik yang dilalui para delegasi, termasuk di dalamnya Bandara Halim Perdanakusuma yang menjadi pintu masuk para tamu asing. Di luar itu, kegiatan masyarakat berjalan seperti biasa. Kegiatan car free day di sepanjang Jalan Sudirman kemarin, misalnya, tetap berlangsung. Kompleks Gelora Bung Karno pun tetap dibuka untuk umum meski hanya bisa dimasuki dari titik tertentu. Sebab, pada hari yang sama kemarin juga berlangsung Islamic Book Fair di Istora Senayan. Titik-titik pintu masuk lainnya ditutup untuk aktivitas pengamanan. Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo menjelaskan, kualitas pengamanan yang diberikan TNI kepada para tamu merupakan cerminan bangsa Indonesia. "Ini bersentuhan langsung dengan kehormatan, citra, dan kebesaran nama bangsa Indonesia di mata dunia internasional," tuturnya. Yang tidak kalah maksimal adalah fasilitas untuk para pemburu berita. Meski akses di area KTT terbatas, media mendapat ruangan besar di JCC, yakni balai pameran seluas 3.060 meter persegi. KTT kali ini diliput 527 jurnalis dari Indonesia maupun mancanegara. Kemenkominfo menyediakan 150 komputer sebagai fasilitas untuk para pewarta. Juga beberapa layar besar untuk menyaksikan secara langsung jalannya KTT. Termasuk di dalamnya acara gala dinner yang berlangsung semalam. Menkominfo Rudiantara menerangkan, penyelenggaraan KTT kali ini memang tidak sebesar KAA di Bandung tahun lalu. Itu wajar karena tema KTT kali ini tergolong spesifik. Sebab, tajuknya memang KTT luar biasa. "Waktu KAA itu ada sekitar 2.000 jurnalis yang meliput," katanya. Ada sejumlah perbedaan dengan penyelenggaraan KAA tahun lalu. Di antaranya, semua kegiatan yang menyangkut publikasi harus dikoordinasikan dengan Sekjen OKI. "Jadi, rilis pers dan substansi lainnya tidak bisa seperti KAA," ucapnya. Rudiantara menambahkan, tugas Kemenkominfo kali ini ialah memastikan kerja jurnalis yang meliput KTT tidak terhambat. Khususnya dalam mengirim informasi. Namun, dalam hal substansi KTT, pihaknya tidak bisa berbuat banyak karena setiap informasi harus mendapat persetujuan Sekjen OKI untuk bisa disebarluaskan. Untung masih ada "penawarnya". Ya tempat pijat tadi. Apalagi, layanan yang diberikan memang sesuai dengan kerja para jurnalis yang acap kali mengeluhkan sakit di bagian bahu dan leher. (*/c9/ttg)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: