Tujuh Perusahaan Asing Relokasi Usaha ke Indonesia, BKPM: Jangan Sampai Lolos Lagi

Tujuh Perusahaan Asing Relokasi Usaha ke Indonesia, BKPM: Jangan Sampai Lolos Lagi

Presiden Joko Widodo di Batang, Jawa Tengah, Selasa (30/6). JAKARTA - Tujuh investor sudah memastikan berinvestasi di Indonesia. Sementara 17 investor lainnya sudah melakukan komitmen. Menteri dan Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) diminta bisa memberikan pelayanan prima bagi industri dari sejumlah negara yang akan relokasi usahanya di Indonesia. "Saya tidak mau lagi ada potensi 119 perusahaan asal Tiongkok yang akan relokasi di Indonesia, tapi keluar lagi. Jangan sampai lolos lagi atau kita tidak mendapatkan perusahaan-perusahaan itu masuk ke Indonesia," tegas Presiden Joko Widodo di Batang, Jawa Tengah, Selasa (30/6). Menurutnya, dirinya sempat jengkel akibat ada 33 perusahaan asal Tiongkok pada 2019 yang akan melakukan relokasi. Namun, Indonesia tidak mendapat satu pun potensi masuknya para investor asing tersebut. "Karena itu, kita jangan kalah dengan negara-negara lain. Kalau negara lain memberikan harga tanah misalnya Rp 500 ribu per meternya. Kita harus bisa di bawah itu. Misalnya Rp 300 ribu. Nggak apa-apa," imbuhnya. Terkait pengurusan izin juga menjadi atensi Jokowi. Dia memerintahkan menteri untuk memberikan izin dalam tempo cepat. "Kalau negara lain dapat diselesaikan satu bulan, kita harus bisa selesai seminggu. Kita harus bisa memiliki "competitiiveness" (daya saing, Red) yang baik. Jangan sampai peristiwa tahun lalu terjadi lagi," ucapnya. Kepala Negara mengaku senang karena sudah ada tujuh investor yang sudah memastikan berinvestasi di Indonesia. Sementara 17 investor lainnya sudah berkomitmen. "Sudah ada tujuh investor memastikan masuk. Kemudian, 17 yang memiliki komitmen besar. Ini progresnya 60 persen hampir 100 persen. Saya sampaikan pada menteri dan Kepala BKPM agar terus dilayani dan dikejar. Sampaikan fasilitas-fasilitas apa yang ingin kita berikan. Seperti urusan lahan, izin, listrik, dan gas dan lain-lain," urainya. Penawaran pada investor asing, lanjut Jokowi, akan memberikan daya saing Indonesia dalam rangka relokasi usahanya ke Indonesia. "Mengapa kita ingin mereka merelokasi usahanya di Indonesia. Jawabannya hanya satu. Kita ingin membuka lapangan kerja sebanyak banyaknya. Cipta lapangan kerja itu yang dituju. Saya sudah perintahkan menteri dan Kepala BKPM, untuk industri industri yang akan relokasi agar diberikan pelayanan sebaik-baiknya," jelasnya. Terkait hal ini, pemerintah telah menyiapkan sekitar 4.000 hektare lahan industri di Kabupaten Batang, Jawa Tengah. Untuk tahap pertama disiapkan kurang lebih 450 hektare. "Kalau ada perusahaan asing yang mau masuk. Misalnya LG ingin pindah, langsung masuk saja. Nggak usah ngurus apa apa. Nanti yang ngurus BKPM, tentunya dibantu gubernur dan bupati," terangnya. Bahkan, Kepala BKPM Bahlil Lahadalia diperintah khusus agar melayani keperluan investor di Indonesia. "Kalau urus izin sulit, saya perintahkan ke kepala BKPM, urus dari A sampai Z. Selesaikan sehingga investor merasa dilayani. Ini penting sekali. Saya sudah perintahkan ke menteri, kepala BKPM, untuk industri-industri yang akan relokasi ke Indonesia baik dari China, Jepang, Korea, Taiwan, Amerika negara manapun, beri pelayanan sebaik-baiknya," tambah Jokowi. Dua pelayanan yang ditekankan Jokowi adalah terkait izin dan penyediaan lahan. Saat ini, kata Presiden, kecepatan mengurus perizinan merupakan daya tarik yang paling dicari investor dan dunia usaha. “Sekarang bukan negara besar kalahkan negara kecil. Tetapi negara cepat kalahkan yang lambat,” pungkas Jokowi. Sementara itu, Menteri BUMN Erick Thohir menyatakan kawasan industri Batang seluruhnya berada di bawah PT Perkebunan Nusantara (PTPN) IX. Karena itu, tidak ada isu relokasi dan mandeknya perizinan. "Kita ingin memadukan kawasan industri Brebes, Kendal dan tidak kalah pentingnya kawasan pariwisata Borobodur. Kawasan Industri Batang ini dimaksudkan agar Pulau Jawa punya sentra manufaktur kawasan industri. Yaitu di Cikarang-Jawa Barat, Gresik-Jawa Timur dan konsolidasi 3 kawasan industri di Jawa Tengah sebagai hub," ujar Erick. Terpisah, Kepala BKPM Bahlil Lahadalia menyampaikan, total keseluruhan nilai investasi dari tujuh perusahaan tersebut mencapai USD 850 juta atau sekitar Rp 11,9 triliun. Sementara, potensi penyerapan tenaga kerja hingga 30.000 orang. Ketujuh perusahaan asing tersebut berasal dari Amerika Serikat, Jepang, Taiwan, dan Korea Selatan. Bahlil menjelaskan proses menjemput investasi dari tujuh perusahaan ini dilakukan secara intensif. Secara khusus, dia membentuk tim satuan tugas (satgas) khusus relokasi investasi. Tim tersebut kemudian mengawal perizinan perusahan mulai dari kementerian/lembaga terkait hingga pemerintah daerah. “Kami langsung ketuk pintu perusahaan itu satu per satu. Ini untuk meyakinkan bahwa Indonesia adalah lokasi yang tepat bagi pabriknya. Luar biasa tantangannya. Tapi justru di situlah BKPM harus bekerja kreatif dan responsif. Kita lakukan pendekatan yang tidak biasa. Alhamdulillah sudah ada hasilnya di tahap awal ini,” jelas Bahlil. Selain tujuh perusahaan tersebut, ada 17 investor lain yang telah menyampaikan minatnya melakukan relokasi atau diversifikasi industrinya ke Indonesia. Salah satunya investor asal Korea Selatan yakni LG Chemicals. Perusahaan itu menyampaikan komitmennya membangun industri baterai kendaraan terintegrasi dengan smelter. Rencana nilai investasi LG Chemicals diperkirakan mencapai USD 9,8 miliar dan menyerap 14.000 tenaga kerja. "BKPM berkomitmen mengawal proses relokasi ini dan terus melakukan negosiasi dengan berbagai perusahaan. Tujuannya untuk dapat menarik lebih banyak investor yang bersedia merelokasi usahanya ke Indonesia,” papar Bahlil. (rh/fin)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: