Tradisi Layang-Layang Raksasa dari Desa Bandingan Purbalingga
![Tradisi Layang-Layang Raksasa dari Desa Bandingan Purbalingga](https://radarbanyumas.disway.id/upload/2017/03/UNIK-Layang-layang-raksasa-Desa-Bandingan-siap-diterbangkan.-AMARULLAH-NURCAHYORADARMAS.jpg)
Persiapan Terbang Butuh 40 Orang, Aba-Aba Pakai Megaphone
Biaya Pembuatan Rp 800 Ribu
Biasanya layang- layang berukuran besar diterbangkan dan hanya ada saat kompetisi atau perlombaan di pinggir pantai. Namun di Kabupaten Purbalingga yaitu di Desa Bandingan, Kecamatan Kejobong, ada layang-layang raksasa dengan ukuran 5 x 6 meter yang sengaja dibuat untuk hiburan. Bahkan saat akan terbang, dibutuhkan 40 orang untuk menyiapkan dan menariknya sampai naik.
UNIK Layang-layang raksasa Desa Bandingan, siap diterbangkan. (AMARULLAH NURCAHYORADARMAS)
AMARULLAH NURCAHYO, Purbalingga
Di lahan sawah yang belum ditanami padi maupun palawija dengan luas lebih dari dua kali lapangan sepakbola, terlihat berkerumun belasan orang. Mulai dari anak-anak, pemuda, ibu-ibu dan masyarakat lainnya. Mereka sedang menyaksikan tontonan layang-layang raksasa buatan kelompok pemuda Desa Bandingan.
Satu orang terlihat menggunakan pengeras suara, untuk memberikan aba-aba saat penerbangan perdana layang-layang berwarna coklat bercampur merah. Tali plastik jemuran berwarna hijau nampak mulai mengencang dan saat aba-aba siap tarik, belasan warga langsung berlari.
Adalah Aji Margono yang memberikan aba-aba setelah sebelumnya meregangkan tali hingga 400 meter. Lalu kumpulan orang yang siap menarik harus berlari ratusan meter lagi, agar layang-layang bertajuk Alay Airways Tiga Roda bisa lepas landas.
“Ancang-ancangnya memang harus jauh dan memerlukan banyak orang. Saking jauhnya, saya harus menggunakan pengeras suara,” katanya sembari menambahkan jika sedang diarak menuju tanah sawah, satu jalan bisa penuh oleh arak-arakan layang-layang.
Saat sudah ada di udara, layang-layang bisa terbang hampir tiga jam. Biasanya mulai pukul 14.00-17.00 dan cuaca terang. “Kalau layang-layang yang lebih kecil dari kita memang ada yang sampai pukul 12 malam. Namun layang-layang raksasa ini tetap harus turun,” katanya.
Aji menceritakan, sudah menjadi kebiasaan jika saat tanah sawah kosong dan luas bisa dimanfaatkan untuk bermain layang-layang. Layang-layang tersebut juga untuk mempersatukan para pemuda dan mencegah perbuatan yang kurang baik.
Untuk membuat layang-layang raksasa, dibutuhkan biaya mencapai Rp 800 ribu. “Selain sebagai media pemersatu, kami memiliki kepuasan tersendiri dan bisa juga membuat orang lain merasa terhibur. Layang-layang ini bisa tahan sampai musim depan, namun harus ada pembenahan karena rapuh dan lainnya,” ungkapnya.
Selain layang-layang raksasa, di wilayahnya juga marak layang-layang ukuran sedang, biasa dan, kecil. Kalau sedang bermain bisa mencapai puluhan orang. Namun khusus layang-layang raksasa, hanya akan diterbangkan jika cuaca dan kondisi angin mendukung. (*/sus)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: