Total Investasi Capai Rp 173 M, Investor di Purbalingga Pilih Wilayah Kota

Total Investasi Capai Rp 173 M, Investor di Purbalingga Pilih Wilayah Kota

PURBALINGGA - Kabupaten Purbalingga tetap menggaungkan sebagai wilayah pro investasi. Namun disisi lain, ternyata investor lebih tertarik menanamkan modalnya di kota dan sekitarnya. Sisanya menyebar di wilayah yang tak jauh dari akses jalan kabupaten dan provinsi. Investor-Pilih-Wilayah-Kota Kepala Kantor Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu (KPMPT) Kabupaten Purbalingga Mukodam menjelaskan, saat ini hanya ada dua investor penanaman modal asing (PMA) dan 301 investor penanaman modal dalam negeri (PMDN). Data itu berdasarkan pengajuan perizinan kepada KPMPT. “Jumlah itu hingga semester pertama (Juni) kemarin. Investasi PMDN masih didominasi perdagangan dan industri kecil dengan sasaran pemasaran lokal. Kalau PMA masing-masing pabrik kemasan kosmetik dan pabrik produk boneka,” kata Mukodam, Senin (8/8). Wilayah yang disasar investor di seputar kota, seperti Kecamatan Kalimanah, Kemangkon, Purbalingga, dan sisanya melebar hingga Bojongsari yang dekat akses jalan milik provinsi. Menurutnya, investor asing tetap mengedepankan akses jalan, kecukupan prasarana pendukung seperti listrik dan tidak terlalu dekat pemukiman. “Khusus PMA saat ini masih proses di perizinan. Kami masih menunggu semua syarat terpenuhi. Harapannya, tidak ada yang melanggar wilayah tata ruang yang seharusnya tidak diperuntukkan bagi industri,” tambahnya. Lebih lanjut dikatakan, total nilai investasi Rp 173 miliar lebih dan bisa menyerap tenaga kerja hingga 1.432 orang. Dikatakan, pemerintah sebenarnya sudah menyediakan lokasi khusus untuk zona industri. Yaitu di Desa Kedungjati Kecamatan Bukateja dengan luas lahan sekitar 70 hektar dan di Desa Kedungbenda Kecamatan Kemangkon hingga 30 hektar. Namun upaya pemerintah memberikan peluang ke zona tersebut belum ditanggapi serius oleh calon investor. Diduga karena pertimbangan akses jalan yang belum memadai dan ketersediaan infrastruktur lain, seperti kelistrikan serta terlalu dekat dengan pemukiman penduduk. “Pemerintah berharap jika bandara komersil Wirasaba sudah beroperasi, akan mampu menyedot dan meratakan distribusi investasi di zona-zona itu. Karena secara otomatis infrastruktur akan mengikuti,” tegasnya. (amr/sus)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: