Batik Lampas Godong Lahir di Tengah Pandemi, Pelatihan di Desa Kuntili Sumpiuh

Batik Lampas Godong Lahir di Tengah Pandemi, Pelatihan di Desa Kuntili Sumpiuh

SERU: Peserta asyik praktek pelatihan batik lampas godong di Kantor Desa Kuntili. FIJRI/RADARMAS SUMPIUH - Bagi pegiat batik Heru Susanto, pandemi corona virus merupakan tantangan. Wabah yang melumpuhkan nyaris semua sektor usaha lebih dari setahun lamanya ditanggapi positif oleh Heru. Heru yang juga seorang guru tidak ingin hanya berpangku tangan. Uji coba memadukan bahan untuk membatik dengan cara dan hasil berbeda dilakukan terus menerus. Hingga akhirnya, mendapatkan formula khusus. "Pandemi corona virus, lahir lampas godong. Lampas artinya menggosok dan godong adalah daun," terang Heru, Senin (13/12) di sela pelatihan batik lampas godong di Pendopo Kantor Desa Kuntili Kecamatan Sumpiuh. Sesuai namanya, proses pembuatan batik dengan cara menggosok daun. Tapi, jangan terkecoh. Batik lampas godong sekilas serupa dengan ecoprint. Namun, ketika digali lebih dalam jelas berbeda. Batik ecoprint tidak dapat bermain dengan warna. Sementara itu, lampas godong memungkinkan pembatik mengeksplorasi berbagai macam warna dalam satu kain. "Keistimewaan lampas godong lainnya, dapat diaplikasikan pada berbagai jenis kain. Termasuk kaos dan jeans," imbuh Heru. Semua daun dapat digunakan untuk media lampas godong. Akan tetapi, tidak semua daun hasilnya bagus. Daun yang memiliki pori-pori dan serat yang kentara lebih disarankan. PKK Desa Kuntili Kecamatan Sumpiuh mengikuti pelatihan batik lampas godong. Peserta antusias mempraktekkan. Tidak sesulit membatik menggunakan canting tentunya. Cukup mengoleskan pewarna pada daun. Lalu, digosokkan ke kain. Meski tampak mudah, prosesnya tetap membutuhkan ketelitian dan konsenterasi. Agar tepat dalam menakar pewarna ke daun. "Hasil evaluasi pelatihan lampas godong ada beberapa catatan. Diantaranya warna masih ada yang tidak rata. Lalu, motif masih acak-acakan. Tapi, secara keseluruhan hasil sudah terbilang bagus," papar Heru. Pelatihan hanya berlangsung satu hari. Peserta tidak hanya menyiapkan kain. Lampas godong diaplikasikan ke kerudung dan baju. https://radarbanyumas.co.id/batik-lurik-tenun-masih-dilirik-proses-pembuatan-buat-penasaran-warga/ Lampas godong juga dapat menjadi solusi untuk memperbarui pakaian lama. Yakni, melalui penambahan motif. Sehingga, hasilnya menjadi tampak baru. Terpisah, Kepala Desa Kuntili Salamun mengatakan ketika berbicara batik maka yang populer adalah produk Pekalongan. Oleh karena itu, PKK di desanya dibekali keterampilan membatik. "Coba, ada batik juga dari Kuntili. Minimal membuat sendiri dan dipakai sendiri," ujar Salamun di kantornya. Diharapkan peserta pelatihan yang telah memahami dapat mengembangkan potensi. Sehingga, menjadi usaha produktif bagi warga. (fij)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: