Lebih dari 700 Warteg Aktif dalam Operasi Makan Gratis

Lebih dari 700 Warteg Aktif dalam Operasi Makan Gratis

Sebulan berjalan, Operasi Makan Gratis bersama Koperasi Warteg Nusantara kini telah bermitra dengan 747 warteg di tiga provinsi. Ratusan warteg tersebut tersebar di 13 kota/kabupaten di kawasan Jabodetabek. Koordinator Operasi Makan Gratis Aksi Cepat Tanggap Yusnirsyah Sirin Ilyas menjelaskan, target Operasi Makan Gratis adalah pekerja informal, masyarakat prasejahtera, dan buruh harian yang semakin sulit mendapatkan penghasilan saat pandemi Covid-19. Aksi terus dimasifkan melihat dampak Covid-19 yang semakin meluas secara sosial ekonomi. "Target kami seribu mitra warteg dalam Operasi Makan Gratis saat ini. Aktivasi dan verifikasi mitra masih terus dilakukan," jelas Yusnirsyah pada Kamis (16/4). Menindaklanjuti Operasi Pangan Gratis yang diluncurkan akhir Maret lalu, Operasi Makan Gratis ACT menjadi program turunan yang diharapkan dapat menjangkau penerima manfaat secara tepat. ACT mengambil peran menyediakan pangan sebagai ikhtiar membantu kestabilan ekonomi masyarakat menengah ke bawah. Pada tahap awal, ACT menggandeng Koperasi Warteg Nusantara. ACT berikhtiar memperluas Operasi Makan Gratis dengan target 1.000 rumah makan non-warteg dalam waktu dekat. Tidak hanya itu, Humanity Food Truck dan Humanity Foon Van juga dikerahkan untuk memperluas jangkauan penerima manfaat Operasi Makan Gratis. Dengan berimitra dengan 2.000 warteg dan rumah makan serta mengerahkan dua armada kemanusiaan tersebut, program Operasi Makan Gratis dapat mendistribusikan satu juta porsi makanan siap santap kepada warga prasejahtrea di masa pandemi ini. Sementara itu Giyanto Kepala Cabang ACT Jawa Tengah mengonfirmasi jika tim ACT sudah menyiapkan dukungan pangan untuk para tenaga medis, petugas keamanan, dan pasien yang tengah dikarantina di Pulau Galang, Kota Batam, Kepulauan Riau. “Armada Humanity Food Truck dan Double Cabin Rescuesudahmenuju Pulau Galang, Senin (13/4). Dan nantinya akan kita support bahan pangan bagi para pejuang medis dalam menangani pendemi ini,” jelasnya. [rdr/den]

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: