Klenteng Boen Tek Bio Banyumas Gelar Jamasan Jelang Imlek

Klenteng Boen Tek Bio Banyumas Gelar Jamasan Jelang Imlek

FIJRI RAHMAWATI/RADARMAS JAMASAN : Juru kunci menjamas tiga keris di Klenteng Boen Tek Bio Banyumas BANYUMAS - Warga keturunan Tionghoa melakukan bersih klenteng atau disebut jamasan di Klenteng Boen Tek Bio Banyumas. Tradisi tersebut merupakan awal perayaan Tahun Baru Imlek. Jamasan diantaranya membersihkan patung-patung para suci. Lalu abu dan tempat dupa. Selain itu, rumah para suci, bangunan dan lantai serta dinding setiap ruang untuk sembahyang juga dibersihkan. Namun, ada yang berbeda di Klenteng Boen Tek Bio Banyumas. Tidak hanya patung para suci yang dijamas. Tiga pusaka keris peninggalan Mbah Kuntjung juga diperlakukan istimewa. "Keris Mbah Kuntjung adalah salah satu altar dari para suci kejawen yang kita hormati di Klenteng Boen Tek Bio," jelas Humas Klenteng Boen Tek Bio Sobita Nanda, Sabtu (18/1). Mbah Kuntjung merupakan tokoh yang pernah hidup ratusan tahun yang lalu di Banyumas. Keberadaannya selalu mengayomi masyarakat Banyumas. Sehingga, dibuatkan altar dan dihormati sampai saat ini. Keris peninggalan Mbah Kuntjung berada di altar sejak tiga puluh tahun lalu. Tiga keris masing-masing bernama Sapu jagad, Brojol dan Mbah Kuntjung. Dikatakan Bita, tidak ada seorangpun yang berani membersihkan keris. Kecuali orang yang diperkenankan untuk menjamas yakni juru kunci Edi Sumarno. Terpisah, Edi Sumarno menceritakan telah lima tahun menjalani peran sebagai juru kunci penjamas keris di Klenteng Boen Tek Bio Banyumas. Dia merupakan keturunan kedua menggantikan pamannya yang telah meninggal dunia. "Altar Mbah Kuntjung biasanya untuk meminta kelancaran usaha dan kesehatan," terang Edi Sumarno usai kegiatannya menjamas keris. Mbah Kuntjung mulai dialtarkan sejak 1993. Ketika itu, pernah ada tokoh kebatinan yang berkomunikasi dengan Mbah Kuntjung. Hingga akhirnya, dialtarkan. Menurut keyakinan warga Tionghoa di Banyumas, Mbah Kuntjung berwujud Kyai Semar. Sementara itu, Imlek 2020 adalah tahun tikus logam. Warga keturunan Tionghoa beruntung dapat menikmati tahun ini. Sebab, tikus melambangkan hewan yang cerdik. Hewan yang selalu berusaha mencari jalan untuk selamat. "Walaupun tikus terjebak seperti apa selalu mencari jalan. Semoga di tahun ini, negara kita diberkahi tokoh yang cerdik dan pandai untuk membangun negara lebih baik," tandas Bita. (fij/acd)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: