Pedagang Sulit Ikuti Pelatihan Jajan Anak Sekolah

Pedagang Sulit Ikuti Pelatihan Jajan Anak Sekolah

Andhyka S.N memberikan materi kepada pedagang jajan sekolah. FIJRI RAHMAWATI/RADARMAS SUMPIUH-Pedagang keliling yang mangkal di lembaga pendidikan sulit untuk mengikuti pelatihan tentang penjamah makanan jajanan anak sekolah. Padahal, pedagang keliling memiliki andil besar terhadap asupan yang dikonsumsi anak selama di sekolah. "Pedagang keliling mengatakan belum bersedia. Alasannya, harus berdagang dan tidak bisa ditinggal," jelas Kepala Puskesmas II Sumpiuh, Muslikhin, Selasa (30/7). Pelatihan dilatarbelakangi oleh rawan keracunan jajan sekolah di wilayah kerja Puskesmas II Sumpiuh. Sebab, pada 2018 lalu tercatat dua peristiwa keracunan jajanan sekolah yang menelan korban hingga 20 siswa. Sehingga, pedagang jajanan sekolah mendapat pantauan dari Dinas Kesehatan dan Polres Banyumas. Supaya kejadian keracunan tidak terulang kembali di wilayah kerja Puskesmas II Sumpiuh. Akhirnya, pelatihan hanya diikuti oleh pedagang yang telah menetap di lembaga pendidikan. Pedagang berasal dari 43 sekolah dari jenjang pendidikan usia dini hingga menengah atas/sederajat yang tersebar di wilayah kerja Puskesmas II Sumpiuh. Sementara itu, Andhyka S.N, Bagian Pencegahan Penyakit Menular Puskesmas Sumpiuh II menambahkan pengambilan sampel jajanan anak sekolah sudah dilakukan. Merupakan program kerja setiap enam bulan sekali. "Uji sampel jajanan anak sekolah hasilnya aman. Belum ditemukan jajan yang mengadung zat berbahaya," terang Andhyka. Meskipun demikian, pemantauan terhadap pedagang terus berjalan. Andhyka menekankan kepada pedagang supaya memperhatikan tanggal kadaluarsa produk yang dijajakan. Sebab, penyebab keracunan didominasi oleh produk kadaluarsa. (fij)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: