Virus Corona Kian Menggila, 1.975 Kasus, 56 Orang Meninggal

Virus Corona Kian Menggila, 1.975 Kasus, 56 Orang Meninggal

TIANJIN - Pemerintah Cina memastikan 56 orang tewas setelah tertular virus corona baru yang menyerang Kota Wuhan dan sekitarnya. Kondisi ini pun memperburuk situasi, setelah 1.975 kasus pasien dipastikan tertular virus mematikan itu. Merebaknya virus ini, menyebabkan Kota Tianjin di wilayah Cina timur menutup seluruh layanan akses bus antarprovinsi mulai untuk mengendalikan wabah virus corona. Seperti dikutip Surat kabar People's Daily, dalam laporannya Minggu (26/1). Meski demikian keputusan Komisi Transportasi Kota Tianjin, tidak menyebutkan kapan layanan-layanan bus tersebut akan dilanjutkan. Setelah Wuhan, Tianjin, kini kawasan Cina darat seperti Hong Kong juga telah menyatakan darurat virus dengan membatalkan berbagai perayaan serta melarang perjalanan ke Cina. Di Hong Kong, ada lima kasus orang mengidap virus tersebut. Pemimpin kota, Carrie Lam, mengatakan penerbangan dan perjalanan kereta cepat antara Hong Kong dan Wuhan akan dihentikan. ”Sekolah-sekolah di Hong Kong, yang saat ini sedang diliburkan dalam rangka Tahun Baru Imlek, akan tetap ditutup sampai 17 Februari,” jelasnya, seperti dikutip AFP, Minggu (26/1) Presiden Xi Jinping dalam sidang politbiro bahwa Cina mengaku negaranya sedang menghadapi situasi berbahaya sementara badan-badan kesehatan di seluruh dunia bergelut mencegah wabah itu. Virus itu diyakini muncul akhir tahun lalu di sebuah pasar ikan di pusat Kota Wuhan, dan berasal dari hewan-hewan yang dijual secara ilegal. Virus sudah menyebar ke kota-kota di Cina seperti Beijing dan Shanghai, juga ke negara-negara lain termasuk Amerika Serikat, Thailand, Korea Selatan, Jepang, Australia, Prancis dan Kanada. Badan Kesehatan Dunia (WHO) pekan ini tidak menyebutkan wabah itu sebagai darurat kesehatan global, namun beberapa pakar kesehatan mempertanyakan apakah Cina bisa terus menahan penyebaran virus menular itu. Terkait dengan kondisi yang terjadi di Cina, Kepala Lembaga Biologi Molekuler Eijkman, Prof. Amin Subandriyo mengatakan, virus corona jenis baru yang pertama kali muncul di Wuhan, Cina, yakni 2019-nCov menjadi jenis virus corona ke-7 yang diidentifikasi menginfeksi manusia. ”Sampai saat ini sudah ada enam jenis virus corona yang diketahui yang menyerang manusia, dan sekarang tambah lagi 2019-nCoV," kata Amin. Tujuh virus corona yang sudah diketahui dapat menginfeksi manusia adalah 229E (alpha coronavirus), NL63 (alpha coronavirus), OC43 (beta coronavirus), dan HKU1 (beta coronavirus), Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS), Middle East Respiratory Syndrome-Corona Virus (MERS-CoV), dan yang terbaru muncul adalah 2019 Novel Coronavirus atau 2019-nCoV. Virus corona jenis baru yang muncul di China itu dapat menular dari hewan ke manusia dan antarmanusia. Gejala yang dialami orang ketika terjangkit virus ini antara lain batuk, flu, demam, sesak nafas, kesulitan pernafasan, gagal nafas, gagal ginjal, hingga mengakibatkan kematian. Sampai saat ini, kemunculan virus corona jenis baru di pusat kota Wuhan, China, maupun laju perkembangan dan mutasi virus corona belum dikaitkan dengan dampak perubahan lingkungan seperti berkurangnya tutupan lahan dan perubahan iklim atau cuaca. Untuk itu, perlu penelitian lebih lanjut untuk melihat ada tidaknya kaitan antara perubahan iklim dengan perkembangan mutasi virus tersebut. ”Virus 2019-nCoV diketahui belum bermutasi," ujar Amin. Virus corona dapat menular melalui sentuhan atau kontak, tidak berarti menembus kulit yang utuh. Tetapi tangan atau jari yang menyentuh benda-benda tercemar misal meja, pegangan pintu, dan pegangan tangga, kemudian menyentuh mulut, hidung, atau mata. Dengan menyentuh sesuatu yang telah tercemar, orang bisa terinfeksi virus corona. Virus corona juga dapat menular antar manusia misalnya melalui masuknya cairan terinfeksi atau sekresi dari orang terjangkit virus corona. Virus itu dapat tersebar melalui melalui batuk atau bersin. Virus SARS atau Sindrom Pernafasan Akut Parah, yang menewaskan hampir 650 orang di seluruh daratan Cina dan Hong Kong pada 2002-2003. Virus corona manusia pertama kali diidentifikasi pada pertengahan 1960-an. Virus corona banyak ditemukan di binatang. Virus MERS ditularkan dari unta ke manusia. Sementara, virus corona yang baru ditemukan di China ditengarai ditularkan oleh ular atau kalelawar. SARS diyakini ditularkan oleh musang ke manusia. SARS-CoV merupakan sindrom pernafasan akut yang parah dan pertama kali diidentifikasi di China pada November 2002. Virus corona ini mengakibatkan wabah dengan 8.098 kemungkinan kasus termasuk 774 kematian pada 2002-2003. Sejak 2004, belum ada kasus infeksi SARS-CoV dilaporkan dari segala penjuru di dunia. Sementara itu, pemerintah menegaskan tak ada warga negara Indonesia (WNI) yang berada di luar negeri ataupun di dalam negeri tertular virus corona. Informasi yang menyebut ada WNI yang terpapar corona adalah hoaks. Menteri Kesehatan Letjen TNI (Purn) Terawan Agus Putranto dalam pernyataannya menegaskan, tak ada penyebaran virus corona di Indonesia. Dan informasi tersebut merupakan berita bohong alias hoaks. Ditegaskannya, Indonesia, masih aman dari virus corona. "Enggak ada yang suspect," katanya, Minggu(26/1). Terkait dengan soal kelelawar yang disebut-sebut sebagai mediator virus tersebut, Terawan juga mengatakan hoaks. "Hoaks itu. Kelelawar dan semacamnya, enggak ada," kata dia. Mengantisipasi masuknya virus corona dari Wuhan, China, Menkes meminta semua unsur selalu siaga. Termasuk Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) baik di bandar udara maupun di bandar laut. (ful/gw/fin)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: