Realisasi Jembatan Bayawulung Terlambat 86 Persen, Kelanjutannya Nunggu Polisi

Realisasi Jembatan Bayawulung Terlambat 86 Persen, Kelanjutannya Nunggu Polisi

Pengguna jalan melintasi jembatan Bayawulung FIJRI RAHMAWATI/RADARMAS TAMBAK-Pengawas Lapangan Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Banyumas mencatat realisasi fisik pembangunan jembatan Bayawulung Desa Gebangsari Kecamatan Tambak baru 13 persen. Target realisasi seharusnya sudah mencapai 99 persen. "Realisasi fisik terlambat 86 persen," beber Pengawas Lapangan Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Banyumas Suparno, Senin (3/12). Padahal dalam kontrak kerja, pembangunan jembatan Bayawulung berakhir pada 23 Desember mendatang. Sehingga tersisa waktu kurang dari satu bulan untuk mengejar ketertinggalan kegiatan. Sedangkan kegiatan pembongkaran jembatan Bayawulung dihentikan untuk sementara. Suparno menegaskan padahal penyedia jasa harus kebut kegiatan. Sebab, apabila tidak sesuai dengan jadwal, selain penyedia jasa rugi, masyarakat juga dirugikan. "Sejak terjadi kecelakaan kerja, penyedia jasa melakukan aktivitas di luar jembatan. Seperti pengeboran sambungan besi IWF," kata Suparno. Terpisah, Kepala UPTD PU Wilayah Sumpiuh Imam Pamungkas menuturkan penghentian sementara pembongkaran jembatan terkait dengan penyelidikan kecelakaan kerja. Namun, dirinya tidak mengetahui dimulainya kembali pembongkaran jembatan. "Polsek yang menentukan sampai kapan," kata Imam Pamungkas. Jembatan Bayawulung merupakan akses penghubung antar Kabupaten. Sebelumnya, jembatan Bayawulung kerap memakan korban. Selain sempit karena hanya bisa dilalui satu arah. Jembatan pada bagian tengah mengerucut. Pengguna jalan dari arah berlawanan tidak dapat saling melihat. Jembatan Bayawulung merupakan jembatan era 1970an. Sejak dibangun, jembatan belum pernah direhab. Struktur jembatan berpilar menjadi penyebab sebagian wilayah Desa Gebangsari banjir. Sampah yang tersangkut di pilar jembatan membuat air meluap ke pemukiman. (fij)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: