Petani Geruduk Pos Perlintasan Kereta Api 519, Ada Apa ya?

Petani Geruduk Pos Perlintasan Kereta Api 519, Ada Apa ya?

Puluhan petani mendatangi Pos Perlintasan KA 519. FIJRI RAHMAWATI/RADARMAS TAMBAK-Sebanyak 50 orang petani di Desa Buniayu Kecamatan Tambak gerudug pos perlintasan rel kereta api 519. Petani geram lantaran permintaan untuk pembukaan saluran pengairan diabaikan oleh satker pembangunan rel ganda. "Saluran pengairan terbendung, tidak mengalir. Sehingga pengolahan lahan sawah tersendat," kata Kadus 4 Desa Buniayu Supriyanto, Kamis (29/11). Sebelumnya, petani sudah beberapa kali mendatangi pengembang rel ganda. Tapi tidak ada respon. Akhirnya petani ramai-ramai menuntut saluran pengairan secepatnya dibuka. Dalam pembangunan jalur rel ganda di ruas Desa Buniayu, saluran pengairan ditutup. Saluran pengairan berada di selatan rel. Kemudian dialihkan ke sisi utara rel. Hal tersebut berdampak pada sekitar 30 hektare sawah di Desa Buniayu kekeringan. Padahal petani sedang sangat membutuhkan air untuk musim tanam pertama. Bahkan petani sejak menyemai benih harus mencari air. Lantaran media persemaian tidak teraliri air. Camat Tambak Dwi Irawan Sukma menuturkan Satker pembangunan rel ganda menawarkan penggunaan pipa untuk pengairan ke areal persawahan. Akan tetapi, langsung ditolak oleh petani. Sebab, penggunaan pipa tidak mampu mengairi sawah dengan maksimal. Selain itu, petani pernah menggunakan mesin pompa air. Untuk menyedot air yang bersumber dari Kali Ijo, Kebumen. Namun, seakan sia-sia. Karena air tetap tidak dapat mencukupi kebutuhan. Saluran pengairan telah ditimbun dengan tanah urug. Sedangkan timbunan tanah sudah mengalami proses pemadatan. Untuk pembukaan kembali saluran tersebut tidak dapat dikerjakan secara manual. "Saluran digali dengan alat berat. Dalam satu hari harus jadi dan mengalir ke sawah petani. Karena kebutuhan air sudah mendesak," jelas Dwi Irawan yang menjadi Tim Fasilitator bersama Forkopincam Tambak. (fij)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: