BPNT Pengaruhi Omset Penjualan Telur

BPNT Pengaruhi Omset Penjualan Telur

PENCAIRAN: Penerima BPNT setelah mencairkan telur dan beras. FIJRI RAHMAWATI/RADARMAS SUMPIUH - Program Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT), yang diharapkan mampu menunjang kebutuhan masyarakat kurang mampu. Ternyata berimbas kepada omset pedagang, terutama pedagang telur. Seperti yang dialami sejumlah pedagang di Pasar Sumpiuh. Mereka mengeluh lantaran omset komoditas telur ayam merosot ketika BPNT mulai didistribusikan. "Omset penjualan telur turun. Pengalaman pada Oktober, pembeli telur sepi antara satu minggu hingga sepuluh hari. Orang yang menerima BPNT itu tidak sedikit," tutur pedagang sembako di Pasar Sumpiuh, Siti. Dalam kondisi normal, Siti mengaku omset telur ayam kerap mencapai tiga boks dalam satu hari. Namun saat pendistribusian BPNT, kesulitan menjual sampai tiga boks. Menurutnya, pemerintah kurang mempertimbangkan jenis komoditas dalam BPNT. Dengan adanya BPNT, pedagang sembako memiliki pesaing baru setiap bulan. Sedangkan pesaing tersebut sudah pasti dagangannya terjual. Selain itu, pencairan BPNT tidak satu hari rampung untuk penerima bantuan. Sehingga telur bantuan yang beredar di masyarakat tidak dapat diprediksikan waktu habis konsumsinya. Terpisah, penerima BPNT, Selamet mengatakan, bantuan telur ayam yang diterima bisa menjadi stok lauk sampai satu minggu. Sehingga, selama itu tidak perlu membeli telur untuk kebutuhan dapur. "Tidak setiap hari telurnya di masak. Bulan lalu, satu minggu telur baru habis," terang Selamet usai mencairkan BPNT. (fij/why)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: