Pandai Besi Minim Regenerasi

Pandai Besi Minim Regenerasi

Pandai besi sedang membuat cangkul secara manual. FIJRI RAHMAWATI/RADARMAS KEMRANJEN-Regenerasi pandai besi di Desa Grujugan Kecamatan Kemranjen minim. Padahal produk pandai besi seperti cangkul, arit, bendo dan lainnya tidak pernah surut. Seorang pandai besi, Nasirun mengatakan, dirinya sering kewalahan dalam menerima pesanan. Pemasaran produknya hingga ke luar wilayah pulau Jawa. Sedangkan maksimal dalam satu hari hanya dapat menghasilkan antara delapan atau sembilan produk. "Generasi penerus kurang. Saya juga dibantu istri dan satu karyawan untuk mencapai target produksi," kata Nasirun, Rabu (21/11). Pandai besi lainnya, Sunardi mengungkapkan, satu dari dua orang karyawannya sudah lanjut usia. Meski demikian, tetap dipertahankan karena sulit mencari tenaga kerja. Keberadaan pandai besi di Desa Grujugan merupakan pekerjaan turun temurun. Orang tua Sunardi mewariskan kepiawaiannya menggubah besi menjadi cangkul dan lainnya kepada dirinya. "Menjadi pandai besi sejak 1975. Tetap bertahan walaupun bahan baku mahal," ujarnya di sela kesibukannya. Meski produk besi pabrikan asal Cina menggempur Indonesia, Nasirun dan Sunardi meyakini produknya tidak ditinggalkan konsumen. Sebab, hasil kerja keras menempa besi dapat dijamin kualitasnya. Kepala Desa Grujugan, Sugeng Susyanto mengatakan, di Desa Grujugan terdapat lima kelompok pandai besi. Harapannya pandai besi dapat terus hidup. Sebab, pandai besi menjadi ciri khas Desa Grujugan. (fij)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: