Produksi Kopi Desa Watuagung Tak Maksimal
Meski cukup banyak kebun kopi di Desa Watuagung, namun produksinya sampai saat ini belum maksimal. FIJRI RAHMAWATI/RADARMAS TAMBAK-Kopi menjadi salah satu potensi di Desa Watuagung Kecamatan Tambak. Namun produksi dari perkebunan kopi masih jauh dari yang diharapkan. "Setiap batang baru dapat menghasilkan antara 2 sampai 3 kilogram. Masih jauh dari target. Sebab, dalam kondisi normal dapat menghasilkan 10 hingga 15 kilogram," kata Ketua Kelompok Tani Kopi Desa Watuagung, Pairin, Minggu (7/10). Menurut dia, tidak maksimalnya produksi kopi lantaran petani kurang melakukan perawatan tanaman. Pemicunya keterbatasan sumber daya manusia atau petani kopi tentang pengetahuan budi daya kopi. Akibatnya, petani menjadi asal tanam. Dia mengungkapkan, anggota kelompok tani kopi sebanyak 100 orang. Petani menanam kopi di lahan lebih dari 50 hektare. Oleh karena itu, sangat disayangkan apabila tidak ada peningkatan produksi setiap tahunnya. "Kopi sedang menjadi tren di berbagai kalangan. Jadi bagaimana bisa mendongkrak hasil panen kopi. Jenis kopi yang kami tanam robusta," kata Pairin. Proses pengolahan buah juga masih mengandalkan peralatan manual, termasuk dalam memisahkan biji kopi dengan kulitnya. Petani belum tersentuh oleh mesin. "Untuk memperkenalkan potensi kopi lokal Desa Watuagung, di wanawisata Mahameru membuat saung khusus penjualan kopi robusta hasil panen petani. Pengunjung dapat menikmati kopi hangat. Bisa juga sebagai oleh-oleh kopi yang belum diseduh," pungkas Pairin. (fij)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: