Warga Kaliwedi Boikot Tambang Batu

Warga Kaliwedi Boikot Tambang Batu

Akibat salah satu kendaraan proyek diduga menabrak seorang nenek KEBASEN - Sejumlah warga Desa Kaliwedi, Kecamatan Kebasen sempat memboikot aktivitas pengangkutan batu belah di proyek pertambangan yang ada di desa tersebut, Rabu (4/7). Hal itu dipicu lantaran salah satu kendaraan proyek diduga telah menabrak seorang nenek bernama, Fadilah (62), hingga terjatuh ke selokan. Dahlan salah seorang anak korban mengatakan, tindakan tersebut dilakukan guna mencari kendaraan yang diduga menyerempet ibunya. Aksi tersebut sempat membuat ramai. Bahkan sekira pukul 09.00 kendaraan truk pengangkut batu belah berhenti befroperasi. KEMBALI BEROPERASI : Sejumlah kendaraan proyek bisa beroperasi lagi setelah sempat dihentikan sejumlah warga di Desa Kaliwedi. (DARYANTORADARMAS) "Kami tidak demo, kami hanya ingin mencari sopir yang kendaraannya menyerempet ibu saya, mobilnya kata ibu saya warnanya putih," kata Dahlan. Akibat peristiwa tersebut, lanjut Dahlan, ibunya mengalami luka lecet dan kepalanya luka robek sepanjang 3 centimeter. Karena itu dia bersama warga ingin mencari dan menanyakan kepada para sopir lainnya agar sopir yang menyerempet ibunya mengakui. Aksi yang sebelumnya hanya diikuti oleh beberapa orang, sempat menyita perhatian warga hingga semakin banyak warga yang mendatangi lokasi tersebut. Namun apa yang diinginkan warga ternyata tidak diakui para sopir. Selain keterangan korban tidak jelas jenis kendarannya, juga tidak ada saksi. Kepala Desa Kaliwedi Sahud mengatakan, peristiwa tersebut hanya salah paham saja karena warga menganggap penyebabnya adalah kendaraan proyek yang menyerempet, sementara tidak ada sopir yang merasa mobilnya menyerempet. Karena tidak ada saksi, maka setelah melalui kesepakatan para pemilik quarry (tambang) berkenan memberikan santunan untuk pengobatan korban. Akhirnya keluarga korban menyatakan tidak akan memperpanjang persoalan ini. "Tadinya perwakilan keluarga kita undang ke balai desa untuk menjelaskan apa yang menjadi keinginan. Namun setelah disepakati di tempat akhirnya persoalan ini bisa selasai," kata Sahud. Sahud mengakui banyaknya kendaraan yang lalu lalang melintasi jalan desa memang membuat warga maupun pengendara sama-sama harus berhati-hati. Beruntung jalan desa sekarang ini sudah lebih lebar, meski begitu tetap saja butuh kehati-hatian. "Kita sudah minta kepada sopir untuk tidak ngebut atau memaksa kalau memang kondisi jalan sedang ramai. Demikian juga warga untuk berhati-hati sebab banyak kendaraan proyek yang membawa muatan batu dari gunung," tandas Sahud. (yan)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: