Afa, Bocah 3 Tahun Asal Cilongok Ini Sempat Dikira Gizi Buruk, Ternyata Kelainan Saraf

Afa, Bocah 3 Tahun Asal Cilongok Ini Sempat Dikira Gizi Buruk, Ternyata  Kelainan Saraf

BANYUMAS-Kondisi memprihatinkan dialami oleh Afa Afiffah Alfariza Putri (3) anak kedua dari pasangan Sutrisno (40) dan Tarsiah (41) warga RT 7 RW 1 Desa Panusupan Kecamatan Cilongok. Bocah yang sebelumnya diduga mengalami gizi buruk, ternyata setelah didagnosa medis mengalami kelainan pada syaraf yang menyebabkan pertumbuhannya terganggu. Saat ini, Afa Afifah hanya bisa berbaring, berat hanya 6,2 ons dan kaki serta tangan tidak bisa diluruskan. Tergolek Lemah : Meskipun perlahan kondisinya mulai membaik, namun saat Afa (3) hanya bisa berbaring di tempat tidur. Saat ditemui di rumahnya, Tarsiah mengatakan, sejak lahir sampai umur enam bulan, anaknya mengalami pertumbuhan yang normal. Namun sejak umur enam bulan, mengalami sakit kejang-kejang sampai akhirnya berat badan menyusut. "Sejak lahir sampai umur enam bulan beratnya mencapai 10 kilogram. Sejak saat ini terus sakit-sakitan seperti panas dan kejang-kejang. Lama kelamaan berat badan menyusut dan mengalami perubahan drastis,"ujarnya. Menuruty dia, sempat dikira sebagai balita gizi buruk, Afa dibawa berobat ke RS Sarjito Yogyakarta dan didagnosa mengalami kelainan saraf, sehingga untuk pengobatan dilakukan dengan terapi. Namun setelah menjalani terapi di rumah sakit di Banyumas, belum ada perkembangan, sehingga beralih ke sebuah klinik di Purwokerto sebagai tempat terapi. "Untuk terapi di Purwokerto sudah tiga bulan. Alhamdulillah ada perkembangan. Tangan dan kaki sedikit demi sedikit bisa bergerak dan berat badan sudah naik dua ons. Terapi di Purwokerto pakai biaya sendiri, setiap terapi Rp 50 ribu. Namun saat pengobatan di rumah sakit sebelumnya dengan BPJS,"jelasnya. Untuk makanan setiap hari, Afa makan makanan yang lunak seperti bubur dan hanya minum susu. Setiap malam hari, dia tidak tidur dan hanya tidur pada siang hari. Dengan pertumbuhan yang mengalami kendala, dia hanya bisa pasrah dan berharap dengan terapi rutin akan membawa perkembangan yang baik bagi anaknya. Kepala Desa Panusupan, Imam Sangidun mengatakan, sebelumnya orang tua Afa rutin membawa ke Posyandu. Namun sejak mengalami kelainan tersebut, orang tuanya hanya merawat di rumah dan sesekali didatangi pihak bidan Puskesmas untuk memantau perkembangan. "Kendala yang dihadapi adalah biaya bolak-balik dan terapi karena kedua orang tuanya tidak mampu. Namun dari desa akan membantu dan untuk pengobatan ke rumah sakit sudah tercover BPJS. Selain biaya terapi, untuk beli susu atau asupan makan akan dibantu desa,"jelasnya. Untuk kondisi pendengaran dan penglihatan, masih normal. Namun dengan kondisi tubuh yang kecil juga mempengaruhi karena sering kali sulit membuka mata. "Untuk pendengaran masih peka. Makan kalau sedang mood juga banyak. Tapi kalau sedang susah, makan hanya sedikit,"ujarnya saat berkunjung ke rumah Afa bersama Danramil, Puskesmas Cilongok II dan Pemerintah Desa Panusupan. (gus)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: