Keluarga Sukendar, Bocah 14 Tahun Asal Ajibarang yang Seorang Diri Merawat Ayahnya Mulai Berkumpul

Keluarga Sukendar, Bocah 14 Tahun Asal Ajibarang yang Seorang Diri Merawat Ayahnya Mulai Berkumpul

Kerja di Jakarta, Rasmini Diizinkan Pulang BANYUMAS- Mencuatnya kisah Sukendar (14) asal Grumbul Dukuh Pucung Desa Karangbawang Kecamatan Ajibarang memang menyentak. Sang kakak, Darmanto (18), pulang dari tempatnya belajar agama. Dia membantu adiknya untuk mengurus sang ayah, Arsim. Ibu kandungnya, Rasmini (36) juga sudah pulang dari Jakarta untuk berkumpul kembali bersama, Minggu (12/3). Rasmini menuturkan, sejak mendengar kisah anaknya ramai di masyarakat, dia meminta izin kepada majikan di Jakarta untuk pulang. Akhirnya izin diberikan. Dia berangkat dari Jakarta pada Sabtu (11/3) sore dan sampai di rumah, Minggu (12/3) pukul 03.00. "Alhamdulillah dapat izin pulang dan bisa kembali kumpul dengan keluarga. Setiap bulan saya pulang. Tapi sekarang saya memutuskan untuk k berkumpul kembali dengan keluarga,"katanya. Untuk penghasilan sebagai pengasuh anak di Jakarta, Rasmini mengaku digaji Rp 1,4 juta sebulan. Separuhnya dikirim ke rumah . Namun, tak sampai sebulan kiriman tersebut habis. Duit itu terserap untuk biaya makan, dan kebutuhan lain termasuk pulsa. . "Saya ingin memilih di rumah untuk mengurus anak dan suami. Tapi ya bingung jika nanti tidak dapat pekerjaan," kata Rasmini. Perempuan itu sudah bekerja di Jakarta sejak tiga tahun lalu. Dia juga mengaku telah mengajarkan Sukendar untuk memasak. Terkait dengan respon masyarakat setelah kisah Sukendar diangkat di media cetak, televisi dan medsos, Rasmini sangat berterimakasih. Bantuan memang sudah banyak mengalir. "Saya akan memanfaatkan bantuan tersebut. Saya juga ingin Sukendar kembali sekolah, termasuk juga Darmanto bisa kembali melanjutkan di Pondok Pesantren,"harapnya. Darmanto (18) mengatakan, untuk sementara pulang dari Ponpes dan sudah mendapat izin. Namun, ia akan kembali lagi ke Ponpes untuk belajar. Fisik Darmanto memang tak senormal orang seusianya. Dia mengalami gangguan tinggi badan. Bagian kaki dan tangan serta jari tidak bisa menekuk. Gejala serupa juga dialami oleh Sukendar. Sementara, Sukendar mengaku sudah terbiasa dengan kondisi yang dijalaninya. Walau mengeluhkan sakit yang dideritanya, Sukendar mengaku tetap semangat merawat ayahnya Arsim. "Saya terkadang tidak berangkat sekolah karena ayah saya tidak bisa ditinggal. Sementara saya juga sering sakit-sakitan. Sehingga yang seharusnya saya sekolah SMP, saat ini masih kelas 4 SD karena sering bolos sekolah,"katanya. Sukendar menuturkan, ayahnya memang saat ini tidak bisa beraktifitas dan hanya tidur di atas ranjang. Tapi, setengah tahun sebelumnya masih bisa dengan jalan menggunakan tongkat. "Setiap hari saya menyiapkan makan untuk ayah saya. Mandi sendiri, mencuci baju bahkan masak juga sendiri," katanya. Ayah Sukendar, Arsim hanya mengatakan terimakasih dengan berbagai bantuan yang diterimanya. Bantuan mengalir mulai dari beras sebanyak 50 kg, sembako, makanan cepat saji, uang yang belum dihitung jumlah pastinya, dan bahan makanan lain sampai pakaian. Pihak-pihak yang sudah memberikan bantuan seperti dicatat di buku antara lain dari Pemkab, polisi, TNI, Anggota DPR RI, Pemdes, RT/RW, warga sekitar, masyarakat umum, Karang Taruna, GSBR, Ayam Penyet Suroboyo dan pihak lain. Koordinator warga Darsim mengatakan, setiap bantuan ditulis di buku. Sementara jumlahnya belum diketahui secara pasti karena warga yang memberikan bantuan uang tidak menuliskan di buku dan langsung diserahkan ke Arsim atau istrinya. Hari ini Diperiksa Dokter Di bagian lain, Wakil Bupati Banyumas dr Budhi Setiawan mengatakan, hari ini kondisi Arsim yang mengalami lumpuh, Darmanto (18) serta Sukendar (14) yang mengalami gangguan pada tangan, kaki dan jari sulit menekuk ditambah tinggi badan yang tidak normal, akan diperiksa. Minggu kemarin, Budhi berkunjung dan memeriksa sementara kondisi kesehatan keluarga tersebut. "Untuk lebih jelasnya akan diperiksa ke Rumah Sakit. Setelah diperiksa dan di-rongten akan diketahui hasilnya. Tinggi badan Sukendar dan Darmanto tidak normal. Untuk Darmanto saja umurnya sudah 18 tahun tingginya hanya 1 meter lebih sedikit," jelas Budhi didampingi Kepala Desa Karangbawang Budi Supraptoro. Menurut Budhi, kedua anak Arsim mengalami gangguan persendian. Sementara Arsim harus diperiksa lebih lanjut karena sebelum mengalami lumpuh ia terserang Cikungunya yang notabena tidak menyebabkan kelumpuhan. Namun, jika ada kelainan pada urat saraf dan persendian, bisa juga menyebabkan kelainan tersebut. "Akan diperiksa lebih lanjut dan lingkungannya juga harus dibersihkan. MCKnya juga harus diperbaiki sampai kondisi rumahnya juga akan diperbaiki bersama-sama,"jelasnya. Budhi mengatakan, akan menfasilitasi supaya Rasmini bisa bekerja di wilayah Karangbawang. "Agar bisa mengurus anak dan suaminya tanpa harus bekerja di Jakarta," kata dia. Sementara itu, anggota DPR RI dari Fraksi PKB Siti Mukaromah mengatakan, dengan kondisi Arsim yang mengalami sakit sudah lama seharusnya bisa tertangani sejak dulu. Dengan keberadaan RT/RW, Pemerintah Desa bisa menjadi corong untuk menyampaikan kondisi warganya. "Hal ini menjadi evaluasi dan koreksi supaya kejadian Arsim ini tidak terjadi lagi di masyarakat. Semoga ini bisa ditanggapi dengan cepat dan arif oleh pemerintah,"jelasnya. Selain itu, lanjut Siti Mukaromah, kondisi tersebut akan dibawa dalam rapat dengar pendapat di DPR RI bahwa masih banyak warga kurang mampu yang harus mendapat uluran tangan. Dan data dan fakta dari Pemerintah harus sesuai terkait data warga tidak mampu sehingga bisa terdeteksi dan tercover bantuan. (gus/dis)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: