Setiap Hari Ada Pergerakan Tanah di Gumelar
GUMELAR-Kondisi tebing yang mengalami pergerakan tanah makin membahayakan warga di Grumbul Karangkobar Desa Karangkemojing Kecamatan Gumelar. Walaupun tidak turun hujan pada Jumat (20/1) malam, namun tanah tetap bergeser 63 sentimeter sehingga warga was-was jika hujan kembali turun akan terjadi longsor susulan. Kadus IV Karman Rianto mengatakan, dengan kondisi tanah yang terus bergerak mendesak 9 rumah direlokasi. Tujuh rumah berada di dekat tebing milik Arsam, Herman, Endi, Sutrisno Wasum, Arman, Juwandi Jawan dan Winarja Sawin. Dua rumah lainnya milik Sunartamdan Kalem. "Mendesak hanya 7 rumah. Dua rumah lainnya sudah ada rencana pindah ke lokasi dekat rumah keluarganya yaitu Sunartam dan Kalem. Sementara tujuh rumah lainnya masih tidak mempunyai tempat untuk pindah yang saat ini masih bingung,"katanya, Sabtu (21/1). Terkait kondisi tersebut, lanjut Karman Rianto, warga sudah dikumpulkan Jumat (20/1) malam untuk mencari solusi terbaik. Wacana transmigrasi ditolak warga, begitu juga dengan lokasi tanah desa yang dinilai warga terlalu jauh dan berada di lokasi yang juga rawan longsor. Satu-satunya tempat yang dikehendaki warga adalah berada di lapangan Situ Wetan yang berada bersebelahan dengan Grumbul Karangkobar. "Tapi untuk lahan yang menjadi pilihan warga berada di hutan Perhutani. Untuk itu, warga berharap ada kebijakan terkait lokasi rencana relokasi 7 rumah milik warga di daerah tersebut. Pihaknya sudah melakukan komunikasi dengan Perhutani namun belum ada keputusan. Kalau tempat lain warga tidak menghendaki hanya di komplek lapangan Situ Wetan yang cocok,"katanya. Pada Sabtu (21/1), warga bersama tim gabungan daru BPBD, Ubaloka, Tagana, Linmas, RAPI, TNI, Polri serta warga melakukan pembersihan pohon. Selain itu pembuatan saluran air sebagi tempat pembuangan air saat hujan turun masih dilakukan. Sementara itu, pihak dari DCKKTR Banyumas Ariono mengatakan, karena posisi di atas tebing terdapat areal pesawahan pihaknya membuat saluran air untuk mengalirkan air supaya tidak menggenang dan memicu longsor susulan. Sejak kejadian tanah bergerak tersebut, pihaknya langsung memetakan lokasi dan langsung membuat saluran air. "Di atas bukit memang ada areal pesawahan yang memicu longsoran. Dikhawatirkan saat hujan air di atas akan menggenang dan menimbulkan longsor susulan. Maka dibuatlah saluran air dari atas tebing,"jelasnya. (gus)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: