Berkendara Yang Aman Untuk Menghindari Microsleep Pada Saat Mudik Lebaran

Ns. Endiyono, S.Kep., M.Kep--
Oleh: Ns. Endiyono, S.Kep., M.Kep
Dosen FIKES UMP
RADARBANYUMAS.CO.ID - MENURUT Korlantas Mabes Polri, pada operasi ketupat tahun 2024 terdapat sebanyak 4.514 kecelakaan yang terjadi di seluruh Indonesia. Dari kejadian tersebut, kecelakaan terjadi pada jalan dengan permukaan baik. Salah satu faktor yang menjadi penyebab kecelakaan adalah karena microsleep.
Kondisi ini merupakan suatu kejadian hilangnya kesadaran atau perhatian seseorang karena merasa lelah atau mengantuk.
Umumnya, microsleep berlangsung sekitar sepersekian detik hingga 10 detik penuh. Jika dibiarkan, walaupun sebentar, microsleep berisiko menyebabkan kecelakaan akibat kehilangan kesadaran saat sedang mengendarai kendaraan.
Jika dibiarkan, walaupun sebentar, microsleep berisiko menyebabkan kecelakaan akibat kehilangan kesadaran saat sedang mengendarai kendaraan.
Di masa liburan panjang, banyak masyarakat yang akan berkendara dengan jarak yang cukup jauh dan memakan waktu yang lama. Namun, durasi microsleep dapat bertambah lama jika seseorang benar-benar memasuki waktu tidur. Agar perjalanan bisa dilakukan dengan aman dan nyaman, maka pengendara perlu memperhatikan sejumlah hal.
Harus diwaspadai jika mengalami tanda-tanda microsleep seperti: tiba-tiba kaget atau terbangun oleh sentakan tubuh dan kepala, tidak menyadari apa yang baru terjadi padahal tidak sedang melamun, menguap terus-menerus, kelopak mata sangat berat, mata berkedip berlebihan, tiba-tiba susah memproses informasi atau bingung ketika diajak berkomunikasi.
Salah satu penyebab terjadinya microsleep di antaranya adalah kurang tidur, tidur kurang berkualitas, efek samping obat tertentu misalnya antihistamin, serta efek samping penyalahgunaan narkoba dan alkohol.
Untuk menghindari microsleep, terdapat beberapa tips yang bisa dilakukan. Pertama, sebelum berkendara, pastikan sudah beristirahat atau tidur yang cukup. Oleh karena itu, usahakan tidur selama 7 hingga 9 jam dan tidak berkendara mendekati atau saat waktu tidur.
Kedua, saat sudah berkendara, pengemudi disarankan untuk mendengarkan musik agar tetap terjaga. Musik dapat membangun mood pendengarnya dan menjadi teman perjalanan untuk mengusir rasa kantuk serta menghilangkan rasa sepi di dalam kabin.
Namun, perlu diingat, mendengarkan musik dengan volume berlebihan dapat mengganggu konsentrasi, sehingga pastikan volume musik dalam keadaan cukup untuk membantu menghilangkan rasa kantuk.
Ketiga, apabila merasa lelah dan kantuk mulai dirasakan atau tidak tertahankan, segera menepi dan beristirahat sejenak di rest area terdekat.
Keempat, sebagian pengemudi memilih untuk mengonsumsi minuman berkafein seperti kopi untuk menghilangkan rasa kantuk.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: