Renika Agustin, Siswi SD Penderita Tumor Mata dari Desa Gununglurah Cilongok

Renika Agustin, Siswi SD Penderita Tumor Mata dari Desa Gununglurah Cilongok

Sejak tiga bulan yang lalu, Renika Agustin (12) siswa kelas VI SD yang tinggal di Grumbul Pesawahan Desa Gununglurah Kecamatan Cilongok terpaksa tidak berangkat sekolah. Pasalnya, mata kirinya sakit dan terus membesar. Operasi di Jogjakarta sudah pernah dilakukan. Namun, penyakitnya tak kunjung sembuh. Kini, kondisi mata kirinya sudah sebesar bola tenis. Renika-Agustin-tumor-mata TETAP BELAJAR: Salah satu teman sekolah datang ke rumah untuk memberikan buku tugas. Walaupun kondisi mata kiri terus membesar, semangat Renika untuk belajar sangat tinggi. Sejak tiga bulan yang lalu, dia terpaksa tidak masuk sekolah karena kondisi kesehatannya terganggu akibat penyakit matanya. Teman-teman satu kelas dengan rutin menyambangi rumah Renika untuk menghiburnya dan juga belajar bersama. Pekerjaan rumah dari sekolah juga dikerjakan bersama-sama. Ayah Renika, Suparno mengatakan, sejak tiga bulan yang lalu, benjolan mulai terlihat di bagian atas mata kiri anaknya tersebut. Karena terus membesar, ia kemudian memeriksaan mata ke Puskesmas dan Rumah Sakit. Renika diarahkan untuk diperiksa ke dokter mata. Setelah datang ke dokter spesialis, Renika diarahkan untuk dioperasi. "Pertama kali di operasi di Margono, setelah itu ada rujukan untuk dibawa ke Rumah Sakit Sardjito Jogjakarta. Anak saya sudah tiga kali dibawa ke Jogja setiap hari Senin. Tapi hasilnya masih menunggu kejelasan tentang penyakit yang ada di mata anak saya tersebut,"jelasnya. Biaya pengobatan Renika ditopang dengan Kartu Indonesia Sehat (KIS). Namun, untuk sekali berangkat ke Jogja ayah Renika harus mengeluarkan uang sampai Rp 2 juta. Uang tersebut digunakan untuk membayar mobil untuk membawa anaknya serta untuk konsumsi. "Karena biaya mahal, Senin kemarin saya ke Jogja dengan menumpang bus. Biayanya juga tidak sedikit. Walaupun tidak menyewa mobil saya harus mengeluarkan uang di atas Rp 1 juta," jelasnya. Suparno mengatakan, dia sudah habis-habisan dalam membiayai pengobatan anaknya. Namun dia tetap semangat karena apa yang dilakukan itu adalah upaya untuk kesembuhan anaknya. "Yang penting sehat dan bisa sembuh. Walaupun tidak sekolah namun tetap belajar di rumah dan teman-temannya selalu datang untuk belajar bersama,"jelasnya. Ia berharap, Renika bisa segera sembuh dan bisa sekolah serta bermain dengan teman-temannya. "Harapan kami bisa segera sembuh dan diangkat penyakitnya," harapnya. Kades Gununglurah, Habib S mengatakan, setiap hari salah satu teman sekolahnya datang ke rumah Renika untuk memberikan buku atau tugas dari sekolah yang harus di kerjakan. Sehingga walaupun tidak berangkat sekolah, pelajaran tetap diikuti. "Kondisi ekonomi yang kurang mampu membuat biaya untuk kontrol dan pengobatan selalu terkendala. Kami berharap ada dermawan yang bisa membantu untuk biaya bagi keluarga Suparno karena sekali jalan bisa sampai Rp 1 juta lebih," jelasnya. (agus munandar)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: