25 Atlet Sepatu Roda Banyumas Siap Diturunkan di Kejuaraan Nasional

25 Atlet Sepatu Roda Banyumas Siap Diturunkan di Kejuaraan Nasional

PURWOKERTO - Sebanyak 25 atlet sepatu roda Kabupaten Banyumas siap diturunkan pada kejuaraan sepatu roda tingkat nasional Solo Open 2016 di Velodrome Stadion Manahan Solo pada 30 hingga 31 Juli 2016 mendatang. Pelatih Sepatu Roda Pusaka Speed Skating Club (PSSC) Purwokerto sekaligus mantan pelatih Sepatu Roda Banyumas, Heri Wahyu Setiono mengatakan, dari 25 atlet tersebut, 14 orang turun di kelas pemula, 8 orang kelas di standar dan 3 orang di kelas speed. atlet-sepatu-roda-banyumas BERLATIH: Tim sepatu roda Banyumas sedang berlatih untuk persiapan Kejurnas di Solo "Di kelas pemula nomor yang dipertandingkan yaitu jarak 50 m dan 100 m dan kelas standar 300 m, 500 m dan 1000 m. Di kelas speed juga ada 1 atlet yang juga turun di kelas relay. Tetapi untuk keputusan jadi atau tidaknya kita turun di kelas relay masih terus dibahas bersama dengan pengurus Pusaka Speed Skating Club (PSSC) Purwokerto, Jogjakarta dan Solo," katanya. Dirinya melanjutkan, target untuk kejuaraan Solo Open tahun ini yaitu atlet PSSC setidaknya dapat membawa sebanyak lima medali. Potensi terbesar penyumbang medali masih berasal dari atlet yang turun di kelas standar. "Tahun ini partisipasi Banyumas untuk yang kedua kalinya. Tahun lalu Banyumas juga turut berpartisipasi tetapi saya kurang begitu mengetahui bagaimana capaian prestasinya karena tahun lalu yang ikut beda klub," sambung dia. Heri menjelaskan persaingan pada ajang Solo Open cukup ketat. Wakil Banyumas harus mampu bersaing dengan atlet-atlet Sepatu Roda dari kota-kota besar seperti Semarang dan Jakarta yang notabennya memiliki sarana lintasan yang lebih baik dibandingkan Banyumas. "Di Solo nanti lintasan yang dipakai sudah memakai konstruksi beton. Sementara di Banyumas kita semua tau lintasannya masih aspal. Jelas ini berpengaruh karena bermain Sepatu Roda di lintasan beton cenderung lebih sulit. Untuk menyiasati itu saya memberikan porsi latihan fisik ekstra untuk atlet. Kalau tidak seperti itu otot-otot kaki mereka lebih mudah tertarik dan memperbesar resiko cidera saat bertanding," tutupnya. (yda)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: