Pena Persada Kerta Utama Gelar Webinar dan Anugrah Buku Terbaik di Milad Ke-5
Narasumber Webinar dan Anugrah Buku Terbaik dalam rangka Milad ke-5 Pena Persada Kerta Utama.-Pena Persada Kerta Utama untuk Radarmas-
PURWOKERTO, RADARBANYUMAS.CO.ID - Penerbit buku, PT Pena Persada Kerta Utama diacara Milad ke-5 menggelar kegiatan Webinar Nasional dengan tema "Transformasi Industri Buku: Tantangan dan Peluang di Era Digital" serta penganugrahan buku terbaik di Aula A.K Anshori Universitas Muhammadiyah Purwokerto (UMP), Sabtu 14 Desember 2024.
Ketua Panitia, Rahman Kamali menjelaskan, acara tersebut merupakan puncak acara Milad ke-5 Pena Persada. Sebelumnya telah dilaksanakan sejumlah kegiatan mulai dari tasyakuran, santunan, pembagian hadiah, dan lomba.
"Setiap tahun, kami memperingatinya dengan rangkaian acara yang kami namakan Gempita Milad Pena Persada, dimulai dengan acara tasyakuran sekaligus santunan kepada 40 anak asuh dari Panti Asuhan Putri Muhammadiyah, pemberian diskon dan hadiah kepada penulis serta mitra penerbit lainnya, lomba Anugerah Buku Terbaik 2024, dan puncaknya adalah webinar yang kita laksanakan pada hari ini," ujarnya.
Pada puncak acara milad tersebut, pesertanya mencapai sekitar 300 orang, yang berasal dari perwakilan universitas, sekolah tinggi, institut, politeknik, mahasiswa, hingga SMA.
Mereka diajak bersama-sama untuk mendiskusikan transformasi industri buku di era digital sekarang ini.
"Diskusi tentang dunia digital ini penting, karena mau tidak mau, kita sedang memasuki era digital. Industri perbukuan pun tidak terkecuali, sehingga kami mengadakan acara ini sebagai wadah untuk berdiskusi dalam merespons transformasi industri buku di era digital. Kami mengundang penulis sebagai produsen karya, serta para pengambil kebijakan, termasuk perwakilan dari Perpusnas dan Ikatan Penerbit Indonesia," jelasnya.
Tujuannya diskusi tersebut berkaitan dengan industri buku di era digital yang diharapkan bisa terus berkembang dan tetap aman terkait upaya-upaya seseorang untuk melakukan pelanggaran hak cipta.
"Di era digital yang paling utama isu berkaitan dengan hak cipta. Kalau sudah masuk platform digital itu sudah masuk publik doamin, nah di sini bagaimana kita menyikapinya," ujar dia.
Masih di lokasi yang sama, Direktur PT Pena Persada Kerta Utama, Andi Wahyono menambahkan, sebagai sebuah perusahaan Pena Persada telah mencapai usia awal pembangunan yakni telah melewati usia 5 tahun pertama.
"Kami memasuki babak baru dalam perjalanan usaha yakni fase pengembangan. Salah satu fokus pengembangan penerbit Pena Persada adalah buku digital," ujarnya.
Buku digital memang dirasa mempunyai banyak keunggulan, dimulai dari harga yang lebih murah, mudah disimpan, ringan dibawa, dan praktis untuk dibaca.
Namun demikian, bukan berarti tidak ada kelemahan justru di sisi yang lain bisa menjadi ancaman bagi keberlangsungan industri buku itu sendiri.
"Buku dalam format digital lebih rentan untuk dibajak dan disebarluaskan tanpa memberikan keuntungan bagi penulis dan pelaku industri buku. Saat naskah disebarluaskan dengan bebas, maka saat itupula hak-hak penulis serta pelaku industri buku dirampas. Jika kondisi ini terjadi, maka ke depan tidak akan ada lagi buku-buku berkualitas yang lahir karena industri buku telah dimatikan dengan dirampasnya hak cipta oleh pembajakan" katanya.
Andi menambahkan, digitalisasi buku di masa depan tidak bisa dihindari, mengingat perilaku pembaca dan teknologi yang terus berkembang.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: