Happy Salma Hadirkan Emosi Mendalam di Film Horor Tebusan Dosa

Happy Salma Hadirkan Emosi Mendalam di Film Horor Tebusan Dosa

Sutradara Film Tebusan Dosa, Yosep Anggi Noen (kiri) bersama para pemainnya, Happy Salma dan Bhisma Mulia di Bioskop Rajawali Purwokerto, Minggu 13 Oktober 2024.-Laily Media Yuliana-

PURWOKERTO, RADARBANYUMAS.CO.ID – Film terbaru garapan Palari Films berjudul Tebusan Dosa siap tayang di Bioskop, Kamis 17 Oktober 2024.

Mengusung drama penuh emosi yang dibalut horor misteri, film ini menyajikan kisah menyentuh tentang perjuangan seorang ibu dalam mencari anaknya yang hilang.

Film ini menceritakan tentang Wening (Happy Salma), seorang ibu yang kehilangan anaknya, Nirmala, yang berusia 11 tahun karena kecelakaan motor.

Kecelakaan tersebut terjadi di jembatan, dan tidak hanya merenggut nyawa Nirmala, tetapi juga ibunda Wening, Uti Yah. Rasa bersalah membayangi Wening karena kejadian tersebut. Namun, da yakin jika Nirmala masih hidup.

Dengan penuh harapan, Wening memulai pencarian panjang demi menemukan anaknya. Berbagai cara ditempuh, termasuk bekerja sama dengan Tirta (Putri Marino), seorang podcaster yang tertarik mengangkat kisah tragisnya.

Dia juga meminta bantuan Tetsuya (Shogen), seorang peneliti asal Jepang, serta Mbah Gowa, dukun misterius yang dipercayai bisa membantu menemukan petunjuk. Namun, dalam proses pencariannya, Wening terus dihantui bayangan ibunya, Uti Yah.

Dalam memerankan perannya, Happy Salma mengaku banyak terinspirasi dari perjuangan ibu-ibu di Indonesia.

"Perjuangan seorang ibu, terutama di kelas menengah yang harus menjadi tulang punggung keluarga, sangat menginspirasi saya dalam memerankan karakter ini," ujar Happy pada wartawan, Minggu 13 Oktober 2024.

Menurutnya, Tebusan Dosa menjadi film yang bukan hanya menakutkan, tetapi juga menyentuh hati. Mengajak penonton merenungkan tentang cinta, kehilangan, dan harapan yang tak pernah padam.

"Horor atau misterinya itu didapatkan karena peristiwa yang terjadi, bukan horor yang kita datang ke suatu tempat tiba-tiba ada penunggunya. Tetapi horor dan misterinya muncul karena peristiwa yang terjadi yang dialami oleh manusia," ujar Happy Salma.

Film yang disutradarai Yosep Anggi Noen ini, berhasil menciptakan suasana horor yang mencekam namun tetap realistis, tanpa mengandalkan sosok hantu yang menyeramkan. Justru, teror muncul dari tekanan hidup yang kompleks dan rasa kehilangan mendalam.

"Saya ingin penonton merasakan emosi yang kompleks dari karakter Wening," kata Anggi Noen.

Film ini tidak hanya menampilkan horor misteri, tetapi juga menggambarkan resiliensi seorang perempuan dan cinta yang mendalam dari seorang ibu. Penonton diajak merasakan kepedihan Wening, yang terus berjuang melawan rasa bersalah dan menghadapi ketidakpastian nasib anaknya.

Film Tebusan Dosa tidak hanya menonjolkan kekuatan cerita yang penuh emosi, tetapi juga menggandeng kolaborasi internasional untuk menghadirkan pengalaman horor yang berbeda.

Produser Muhammad Zaidy mengungkapkan, dalam proses produksi film ini, Palari Films bekerja sama dengan Exhuma dan Showbox, dua perusahaan yang sudah dikenal di industri perfilman.

"Kami sering bekerja sama dengan berbagai pihak, termasuk perusahaan luar negeri. Awalnya tidak dirancang dari awal, tapi setelah film ini selesai, saya diperkenalkan dengan Showbox, dan ternyata konsepnya sejalan dengan apa yang mereka kerjakan," ungkap Zaidy di kesempatan yang sama.

Dalam menjawab kebutuhan pasar film horor di Indonesia yang terus berkembang, Zaidy menyampaikan, Tebusan Dosa berupaya menghadirkan sesuatu yang berbeda dibandingkan film horor lainnya.

film horor adalah salah satu genre yang memiliki pasar penonton terbesar di Indonesia, dan kami melihat potensi besar di sana. Tapi kali ini, kami mencoba mengeksplorasi genre horor dengan pendekatan yang lebih segar dan unik," jelas Zaidy.

Dengan kolaborasi internasional dan eksplorasi mendalam terhadap genre horor, Tebusan Dosa diharapkan mampu menghadirkan pengalaman menonton yang tidak hanya menyeramkan, tetapi juga menggugah perasaan dan menyentuh aspek emosional penonton. Film ini diprediksi akan menjadi salah satu tontonan yang menarik perhatian besar pada akhir tahun ini.

Sementara itu, aktor pendatang baru, Bhisma Mulia yang berperan sebagai bagus, mengaku merasakan tantangan besar saat harus berakting bersama aktor-aktor senior seperti Happy Salma dan Putri Marino.

"Awalnya tantangan buatku sendiri, ada Teh Happy Salma, ada Putri Marino, dan Pak Anggie yang merupakan salah satu dari tiga sutradara favoritku. Ditambah lagi, Palari Films terkenal dengan production value-nya yang luar biasa, jadi semuanya bikin deg-degan," ujarnya.

Meskipun sempat merasa gugup, Bhisma mengakui, pengalaman bekerja dengan para aktor senior ini sangat berharga. Dia belajar banyak mengenai cara mendalami karakter dan membangun chemistry dalam sebuah adegan.

"Persiapan sebelum syuting benar-benar fokus di karakter, dan ketika syuting, Pak Anggie memberi kebebasan kepada kami untuk bermain. Ternyata, saat kita sudah fokus pada karakter, setiap adegan bisa berjalan dengan lebih lancar dan natural," tambahnya.

Aktor asal Semarang ini juga menuturkan bahwa pelajaran terbesar yang dia dapatkan dari pengalaman ini adalah, pentingnya pendalaman karakter. Bagi Bhisma, hal tersebut menjadi kunci sukses yang akan terus ia pegang untuk film-film selanjutnya.

"Jadi, saat adegan mau seperti apapun, kita sudah siap. Itu kuncinya, yang awalnya terasa sulit malah sekarang menjadi salah satu 'jurus' yang akan aku pegang di film-film berikutnya. Rasanya senang sekali dan bangga bisa belajar banyak dari para senior di film ini," pungkas Bhisma.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: