Honor Kader Kesehatan Desa Minim

Honor Kader Kesehatan Desa Minim

TUNJUKKAN POSTER : Kader Kesehatan Kecamatan Bojongsari bersama Plt Bupati menunjukkan poster inovasi kegiatan Puskesmas Bojongsari. BUDI CAHYO UTOMO/RADARMAS PURBALINGGA - Honor kader kesehatan desa di wilayah Kabupaten Purbalingga yang masih minim, menjadi perhatian Pemkab Purbalingga. Hal ini disampaikan Plt Bupati Purbalingga Dyah Hayuning Pratiwi, daam kegiatan pembinaan Kader Kesehatan Desa di Puskesmas Bojongsari, Selasa (2/4). Tiwi mendapatkan informasi bahwa kesejahteraan kader kesehatan desa selama ini ditunjang Dana Desa. Honor yang diterima besarannya berkisar Rp 40 ribu hingga Rp 50 ribu per bulan. “Terkait kesejahteraan untuk kader kesehatan desa akan kami tampung dulu. Nanti kami akan berembug bersama tim termasuk dengan Kepala Dinas Kesehatan, Bakeuda dan lainnya,” tutur Tiwi. Terkait program kesehatan di Purbalingga, Tiwi meminta agar setiap puskesmas memiliki kegiatan monitoring terhadap kegiatan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (Germas) yang telah disosialisasikan di 22 Puskesmas. Khusus di wilayah Bojongsari, Tiwi meminta semua elemen termasuk kepala desa untuk meningkatkan dukungan terhadap kesehatan masyarakat. Pasalnya dari 13 desa, baru ada dua desa yang mencapai Open Defecation Free (ODF) atau bebas buang air besar sembarangan. Yakni Desa Bojongsari dan Patemon. Demikian juga terkait upaya menekan Angka Kematian Ibu dan Angka Kematian Bayi yang harus selalu dilakukan. Kepala UPTD Puskesmas Bojongsari, Sujarwo SIP MKes mengatakan, pihaknya sudah melakukan serangkaian program untuk pencegahan penyakit demam berdarah (DB), menekan angka kematian ibu, dan pencapaian ODF. Pemberantasan sarang nyamuk atau PSN menjadi perhatian khusus. Pasalnya, kesadaran PSN belum dilakukan secara optimal di masyarakat. Hal ini terbukti masih adanya peningkatan house index jentik nyamuk Aedes Aegipti, dari 4,4 persen pada tahun 2018 menjadi 6,7 persen pada 2019. Sementara untuk angka kematian ibu pada tahun 2019 tercatat nihil. “Jumlah kasus DB juga naik dari 4 kasus pada 2018 menjadi 31 kasus pada 2019. Kami juga berharap dukungan Pemerintah Desa untuk menggiatkan PSN ini,” tutur Sujarwo. Beberapa program inovatif juga diluncurkan. Puskesmas Bojongsari meluncurkan program Jarimu Mendekatkanku. Ini merupakan pelayanan pendaftaran online ke Puskesmas Bojongsari. “Hanya lewat handphone, masyarakat bisa mendaftarkan pelayanan ke puskesmas,” tuturnya. Kemudian Jari Cantik atau Jauhi Diri dari Cuci Tangan Tidak Baik. Program ketiga Kader Cantik alias kader pencegah perkembangan jentik. Program keempat Kutilang Mas alias Kunjungan Risti (Risiko Tinggi) Langsung Masyarakat, untuk menekan angka kematian ibu maupun angka kematian bayi sejak dini. Program kelima Segar Tuamu, mengaktifkan masyarakat untuk berolahraga tiga kali seminggu minimal 30 menit. (bdg)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: