Menurut dia, dirinya bersama keluarga sangat trauma dan merasa ketakutan karena tanah terus bergerak. Selain itu, dirinya juga tidak tahu bagaimana akan membangun rumahnya lagi.
"Sementara kami ngungsi dirumah orang tua yang lebih aman. Tapi kalau hujan, kami masih takut dan khawatir," katanya.
BACA JUGA:Tenggelam di Sungai Logawa, Lansia di Patikraja di Temukan Dalam Kondisi Tewas Diperairan Bunton
BACA JUGA:Korban Tanah Longsor di Cimanggu, Cilacap Ditemukan dalam Keadaan Meninggal Dunia
Kepala Desa Kalitlaga, Agus mengatakan, dibantu relawan gabungan TNI Polri dan BPBD Banjarnegara, para warga gotong royong melakukan evakuasi barang milik warga yang terdampak termasuk melakukan pengecekan pergerakan tanah serta membantu warga terdampak mengungsi.
Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Banjarnegara, Andri S mengatakan, pergerakan tanah sebenarnya sudah berlangsung dua hari lalu dan terus dalam pantauan.
Namun, karena intensitas hujan yang sangat deras selama beberapa hari menjadikan pergerakan tanah menjadi cukup siginifikan.
"26 keluarga sudah mengungsi dan masyarakat yang terdampak sejak awal sudah evakuasi mandiri begitu merasakan ada pergerakan tanah," katanya, Kamis (8/2).
BACA JUGA:Longsor di Desa Sirau, Distribusi Logistik Pemilu 2024 Terancam Terhambat
BACA JUGA:Hujan Lebat Selama 4 Jam, Akibatkan Longsor Tutup Jalan Kabupaten di Sumbang Banyumas
Saat ini, BPBD bersama TNI Polri dan relawan masyarakat terus melakukan pemantauan pergerakan tanah tiap detik hingga jam sehingga dapat diketahui potensi yang akan kemungkinan terjadi termasuk wilayah terdampak disekitarnya untuk sementara dikosongkan.
"Kebutuhan dasar warga yang mengungsi sudah disiapkan bersama dengan Dinsos Banjarnegara. Kami akan membentuk pos lapangan yang diketuai kepala desa. Masyarakat sudah sangat paham sehingga bisa deteksi dini terhadap tanda-tanda alam," katanya.
BPBD mencatat, dalam Januari hingga saat ini, tercatat ada 27 titik lokasi kejadian tanah gerak se Banjarnegara dengan total mengakibatkan 44 rumah terdampak.(jud)