RADARBANYUMAS.DISWAY.ID - Mungkin Anda bertanya-tanya apakah bisa minum air hujan, terutama saat sedang hujan dan ada keinginan untuk mencicipi rasanya. Untuk mengetahui jawabannya, mari baca artikel ini sampai tuntas, ya!
Sejak lama, banyak orang telah menggunakan air hujan untuk berbagai keperluan sehari-hari, seperti mandi, mencuci, dan menyiram tanaman. Umumnya, air hujan dikumpulkan menggunakan tong atau ember besar dan kemudian disaring untuk mendapatkan air yang bersih.
Artikel ini juga membahas fakta seputar apakah bisa minum air hujan secara langsung. Ternyata, minum air hujan secara langsung tidak diperbolehkan.
Sebelum dikonsumsi, air hujan harus melalui proses penyaringan dan disinfeksi, terutama di daerah dengan tingkat polusi dan pencemaran logam yang tinggi. Air hujan juga dapat mengandung senyawa kimia berbahaya seperti asam nitrat, karbon, dan logam berat.
BACA JUGA:Viral, Hidup di Rumah Mewah Namun Harus Minum Air Hujan, Bagini Nasib Ibu Eny dan Anaknya Sekarang
BACA JUGA:Bahaya Air Hujan Bagi Kulit Wajah dan Tips Merawatnya!
Meskipun lingkungan tempat tinggal terbebas dari polusi logam berat atau pencemaran, masih ada risiko kontaminasi dari bakteri, virus, atau parasit saat air hujan turun. Kondisi ini dapat lebih memburuk jika air hujan terdiam dalam tong atau ember dan terkontaminasi oleh kotoran hewan.
Jadi, walaupun ada keinginan untuk minum air hujan saat hujan turun, artikel ini menekankan pentingnya pengolahan air hujan sebelum diminum agar aman untuk dikonsumsi.
Yang terutama, tingkat keasaman (pH) air hujan tidak sebanding dengan pH air minum. Kandungan pH air hujan cenderung bersifat asam, berkisar antara 5,0–5,5, dan dapat semakin asam jika curah hujan terjadi di daerah dengan tingkat polusi udara atau pencemaran logam berat yang tinggi. Sementara itu, standar pH air minum yang aman adalah 6,5–8,5.
Risiko dari minum air hujan menjadi penting karena mudah terkontaminasi oleh mikroba dan tercemar oleh polusi atau logam berat. Sebagai contoh, jika air hujan yang diminum telah terkontaminasi oleh bakteri E. coli, dampaknya dapat berupa diare, muntah, mual, sakit kepala, dan bahkan demam.
BACA JUGA:Hanya Limpasan Air Hujan dan IPAL Boleh Masuk Perairan Terbuka
BACA JUGA:Adaptasi Perubahan Iklim Lewat Pemanenan Air Hujan
Tidak hanya itu, paparan udara yang tercemar atau logam berat dapat membuat pH air menjadi asam, yang pada gilirannya dapat menyebabkan risiko keracunan saat air tersebut dikonsumsi. Selain itu, pH rendah pada air juga dapat menghambat penyerapan kalsium, yang dapat berdampak pada pengeroposan tulang dan pengikisan enamel gigi, menyebabkan gigi berlubang.
Untuk membuat air hujan layak diminum, beberapa orang memilih merebusnya untuk mematikan bakteri atau virus. Namun, metode ini tidak efektif jika air hujan mengandung polutan atau logam berat.