BACA JUGA:Rekomendasi Makanan di Tahun Baru 2024 Dijamin Enak
4. Tradisi Konsumsi Sayuran di Tahun Baru
Tradisi yang menyatakan bahwa konsumsi sayuran berdaun hijau pada Tahun Baru membawa keberuntungan dan kemakmuran telah diwariskan dari masa ke masa. Keyakinan ini menyatakan bahwa semakin banyaknya konsumsi sayuran berdaun hijau akan membawa kesuburan, kesehatan, dan kemakmuran bagi orang yang melakukannya.
Percaya atau tidak, tradisi makanan yang terkait dengan Tahun Baru memiliki akar yang dalam dalam kepercayaan dan simbolisme. Orang-orang sering mempertahankan tradisi ini sebagai upaya untuk membawa keberuntungan dan kekayaan dalam kehidupan mereka.
5. Tradisi Minum Sampanye Tahun Baru
Di negara-negara Barat, membuka sebotol sampanye telah menjadi bagian tak terpisahkan dari perayaan Tahun Baru. Di Amerika Serikat saja, diperkirakan bahwa hampir 360 juta gelas anggur diminum selama perayaan pergantian tahun. Sampanye, dengan kilauan dan kegembiraannya, menjadi simbol pesta dan momen perayaan yang meriah bagi banyak orang di seluruh dunia.
6. Penanggalan Julius Caesar Tidak Berlaku
Meskipun Julius Caesar berperan penting dalam menetapkan 1 Januari sebagai awal tahun baru, penanggalan yang dia tetapkan akhirnya mengalami perubahan. Kalender Julian yang diperkenalkan olehnya pada tahun 45 SM tidaklah abadi. Pada akhirnya, kalender itu digantikan oleh kalender Gregorian.
BACA JUGA:Destinasi Wisata Malam Tahun Baru di Purwokerto
BACA JUGA:Pilihan Ide Liburan Tahun Baru Bersama Keluarga di Indonesia
Kalender Gregorian diperkenalkan oleh Dr. Aloysius Lilius dan mendapatkan persetujuan resmi dari Paus Gregorius XIII. Kalender ini adalah standar yang digunakan di seluruh dunia hingga saat ini.
Penanggalan Gregorian mengadopsi patokan waktu yang berdasarkan pada kelahiran Yesus Kristus, dengan penamaan Masehi (AD/Anno Domini) untuk masa setelah kelahiran Kristus dan Sebelum Masehi (BC/Before Christ) untuk masa sebelum kelahirannya.
7. Penamaan yang Lebih Netral
Di era modern, ada usulan dari kalangan Ilmuwan Protestan Eropa untuk menggunakan penamaan waktu yang lebih netral, yaitu CE (Common Era/Masehi) untuk menggantikan AD (Anno Domini/Masehi) dan B.C.E (Before Common Era/Sebelum Masehi) untuk menggantikan BC (Before Christ/Sebelum Masehi).
Tujuan dari penggunaan istilah baru ini adalah untuk menciptakan penamaan yang tidak terkait dengan kaitan agama tertentu, memperlihatkan pendekatan yang lebih inklusif dalam penentuan waktu sejarah.
BACA JUGA:10 Contoh Resolusi Tahun Baru yang Inspiratif, Masa Depan Jadi Cerah!