RADARBANYUMAS.DISWAY.ID - Tari Kretek Kudus adalah sebuah warisan budaya yang kental dengan nilai sejarah dan kearifan lokal. Tarian ini tidak hanya sekadar gerakan artistik, tetapi juga mengandung makna yang mendalam yang menggambarkan kehidupan sehari-hari para buruh rokok di Kudus. Melalui gerakannya yang menggambarkan proses pembuatan rokok, tari kretek mampu menyajikan sebuah cerita yang menggugah.
Tari kretek digambarkan oleh sekelompok penari perempuan yang dengan indahnya menampilkan langkah-langkah yang melambangkan proses memilih tembakau, meracik rokok, hingga rokok siap dipasarkan.
Pergerakan yang dilakukan oleh para penari perempuan bukan hanya sekadar gerak tubuh, namun merupakan simbol dari keuletan dan kerja keras para buruh "mbatil" dalam menyusun rokok, dari awal hingga produk siap jual.
Sementara itu, kehadiran penari lelaki dalam tarian ini menggambarkan sosok seorang "mandor" yang mengawasi dan memimpin jalannya proses produksi. Melalui gerakan-gerakan yang kuat dan penuh keberanian, penari lelaki ini menggambarkan peran penting seorang pemimpin yang bertanggung jawab atas kelancaran proses produksi rokok kretek.
Penari Tari Kretek Kudus
Buruh mbatil sebagai bagian integral dari proses pembuatan rokok, bertanggung jawab dalam tugas merapikan ujung-ujung rokok. Meskipun pekerjaannya terkesan sederhana, namun keahlian mereka dalam melakukan tugas ini memengaruhi kualitas akhir dari setiap batang rokok yang dihasilkan.
BACA JUGA:Mengenal Angguk Banyumasan, Tarian Unik dari Banyumas
BACA JUGA:Tarian Ebeg, Salah Satu Warisan Budaya Kebanggan Warga Banyumas
Dalam tari kretek, gerakan penari perempuan mencerminkan keterampilan dan kerja keras buruh mbatil, menyuguhkan representasi visual tentang keuletan mereka dalam menyempurnakan setiap detail rokok.
Sementara itu, sang mandor, yang diwakili oleh penari lelaki dalam tari kretek, memegang peran yang tak kalah penting. Sebagai sosok yang memiliki otoritas dalam proses produksi rokok, sang mandor memiliki tanggung jawab untuk mengawasi buruh rokok, menyortir, dan menyeleksi hasil garapan mereka. Gerakan kuat dan penuh otoritas dari penari lelaki ini mencerminkan kontrol dan kepemimpinan sang mandor dalam menjaga kualitas dan kelancaran produksi rokok.
Sejarah Tari Kretek Kudus
Tari Kretek Kudus, yang pada awalnya dikenal sebagai tari Mbatil, telah menjalani perjalanan sejarah yang menarik dalam perkembangannya. Nama aslinya, tari Mbatil, seiring waktu mengalami perubahan nama menjadi tari Kretek karena kurangnya pemahaman dan pengenalan di kalangan masyarakat.
Perubahan nama tersebut ternyata memberikan dampak yang signifikan terhadap popularitas tarian ini. Tari Kretek mulai meraih popularitasnya sejak tahun 1985 dan diperkirakan diciptakan oleh seniman ternama, Endang Tonny. Dengan perubahan nama dan sentuhan kreatif dari Endang Tonny, tari ini menjadi lebih dikenal dan diminati oleh masyarakat luas.
BACA JUGA:Langka, Tarian Sufi Iringi Acara Gereja Paroki Purbalingga