RADARBANYUMAS.DISWAY.ID - Stres adalah masalah kesehatan mental terbesar yang banyak dialami masyarakat di negara-negara maju dan berkembang, sehingga tidak heran apabila semakin banyak orang mencari cara mengatasi stres.
Penyebab stres sendiri dapat dipicu oleh berbagai hal mulai dari kemacetan lalu lintas, ketakutan terlambat sampai di tempat kerja, situasi rumah tangga yang tidak harmonis, hingga kekhawatiran terhadap ketidakpastian akan masa depan.
Stres juga berperan secara langsung maupun tidak langsung sebagai pemicu berbagai penyakit yang bisa berakibat fatal. Beberapa penyakit yang dilatarbelakangi stres contohnya penyakit jantung koroner, penyakit autoimun, metastasis berbagai penyakit karsinoma, penyakit kulit, dan lain-lain.
Namun, di sisi lain kita juga membutuhkan stres dalam hidup. Contohnya, stres memaksa kita bergegas bangun pagi agar tidak terlambat mencari uang, stres memaksa kita berhati-hati mengemudikan kendaraan agar tidak melanggar aturan yang bisa mengakibatkan kecelakaan.
BACA JUGA:Sulit Tidur? Berikut Tips Agar Insomniamu Hilang!
BACA JUGA:Manfaat dan Tips Manajemen Waktu yang Efektif
Gejala dan Tanda Stres
Sejumlah gejala dan tanda stres yang biasanya dialami oleh penderita berupa gangguan fisik seperti sakit kepala, nyeri tengkuk, jantung berdebar, keringat dingin, sesak napas, badan lemas, dan nyeri ulu hati. Sedangkan gangguan psikis ditandai dengan sulit tidur, cemas, khawatir, ketakutan, depresi, sedih, dan kehilangan semangat.
Situasi-situasi yang menyebabkan stres direspons dengan kemarahan, depresi, kecemasan, dan frustasi. Respons terhadap stres diawali dengan respons biologis berupa kadar noradrenalin yang meningkat sehingga muncul kondisi fight or flight yakni lari dari faktor stres atau bertempur untuk mengatasi faktor stres itu.
Respons biologis mengakibatkan peningkatan sistem saraf simpatis seperti jantung berdebar-debar, keringat dingin, sesak napas, hingga tekanan darah meningkat karena aksis hipotalamus-hipofisis-adrenal mulai aktif untuk menghasilkan kortisol.
Stres yang berkelanjutan (biasa disebut persisten) dan tidak terselesaikan oleh adaptasi dan mekanisme penyelesaian masalah akan menyebabkan distres. Distres memicu perilaku melarikan diri atau escape pada kecemasan atau perilaku menarik diri pada depresi.
BACA JUGA:Tips Pola Makan Sehat Untuk Jaga Tubuh Tetap Bugar
BACA JUGA:Tips Alami Merawat Kesehatan Bibir Agar Tidak Pecah-Pecah
Bila keadaan stres berlanjut maka fungsi sistem imun tubuh akan ditekan berkelanjutan dan nantinya akan timbul kerusakan pada sistem imun tubuh baik struktural maupun fungsional. Akhirnya timbul dekompensasi yang memunculkan gangguan klinis seperti ulkus peptikum, penyakit jantung, penurunan fungsi tubuh, kecemasan, dan juga depresi.
Cara Mengatasi Stres