Mengenal Tradisi Potong Jari Suku Dani Papua, Ekstrem Tapi Penuh Makna!

Selasa 28-11-2023,03:47 WIB
Reporter : Alma Meidhita
Editor : Puput Nursetyo

RADARBANYUMAS.DISWAY.ID - Suku Dani memiliki tradisi menarik yang disebut Iki Palek. Tradisi tersebut dilakukan oleh suku di Lembah Baliem Papua, yaitu Suku Dani. Meskipun bagi orang-orang yang tidak akrab, tradisi memotong jari ini mungkin terlihat mengerikan.

Namun bagi Suku Dani, Iki Palek memiliki makna yang sangat mendalam. Tradisi potong jari ini dilakukan sebagai ungkapan kesetiaan dan perasaan kehilangan yang mendalam terhadap anggota keluarga yang telah meninggal.

Suku Dani merupakan suku yang mendiami Lembah Baliem di ketinggian sekitar 1.600 mdpl dan berlokasi di zona stratigrafi gugusan pegunungan tengah Irian Jaya, yang merupakan hasil dari fenomena proses geologi. 

Sebagai penduduk setempat, mayoritas dari mereka bermata pencaharian sebagai petani dan sudah memiliki teknologi penggunaan kapak batu, pisau tulang belulang, bamboo, dan tombak sejak zaman penemuan Suku Dani. 

BACA JUGA:Mengintip Tradisi Bakar Batu, Cara Memasak Unik di Papua yang Sarat Toleransi

BACA JUGA:Tradisi Sungkeman, Bagian Budaya Indonesia Yang Berasal Dari Surakarta

Informasi tentang keberadaan Suku Dani diketahui dari berbagai penelitian yang dilakukan sekitar tahun 1900-1940, dan baru pada tahun 1983, Richard Archbold, pemimpin sebuah ekspedisi, secara langsung berinteraksi dengan Suku Dani.

Suku Dani memiliki beragam tradisi, termasuk Bakar Batu yang merupakan ritual untuk mengekspresikan rasa syukur, menyambut kebahagiaan, serta merayakan kelahiran, kerukunan, dan kemenangan perang. 

Selain upacara syukur kelahiran, mereka juga memiliki tradisi khusus untuk anggota keluarga yang telah meninggal, yaitu Iki Palek atau pemotongan jari. Tradisi potong jari ini mencerminkan jumlah anggota keluarga yang telah meninggal. Meskipun sebagian besar yang melakukan tradisi ini adalah wanita, namun pria juga turut serta untuk mengekspresikan kesedihan, dengan cara memotong kulit telinga sebagai bentuk penghormatan.

Bagi Suku Dani, jari dianggap sebagai simbol harmoni, persatuan, dan kekuatan. Selain itu, jari juga menjadi lambang kehidupan bersama dalam satu keluarga, marga, rumah, suku, nenek moyang, bahasa, sejarah, dan asal usul yang dikenal sebagai "wene opakima dapulik welaikarek mekehasik". 

BACA JUGA:Getuk Kethek, kuliner Tradisional Indonesia yang Lezat dan Unik

BACA JUGA:Mengenal Lebih Jauh Templek, Kuliner Tradisional Banyumas yang Unik

Bentuk dan panjang jari menyimbolkan kesatuan dan kekuatan dalam meringankan beban pekerjaan. Jari-jari bekerja bersama-sama sehingga tangan dapat berfungsi dengan baik. Namun, kehilangan salah satu jari dapat mengurangi kebersamaan dan kekuatan.

Kategori :