PURWOKERTO, RADARBANYUMAS.DISWAY.ID - Kenaikan harga cabai beberapa hari belakang ini membuat para petani cabai senyum sumringah. Meskipun, di satu sisi harus merelakan jika keuntungan tidak optimal karena hasil produksi turun karena virus.
Seorang petani cabai di Baturraden, Khatam Paryanto mengatakan, kenaikan harga cabai di pasar terjadi beberapa hari terakhir.
Biasanya dirinya bisa menjual dikisaran harga Rp 20-25 ribu, saat ini bisa menjual dengan harga Rp 38 ribu.
"Lumayan naik, cabai merah keriting bisa jual dengan harga Rp 38 ribu per kilogram, kalau di pasar sudah sampai 40 ribu lebih," katanya, Rabu (01/11).
BACA JUGA:Petani Belum Panen Kunyit, Pedagang Jamu Tradisional di Banyumas Kesulitan Bahan Baku
BACA JUGA:Harga Tomat di Tingkat Petani Desa Karangtengah, Banyumas Rendah, Hanya Rp 2.000 Per Kilogram
Sedangkan untuk cabai rawit harganya lebih tinggi lagi. Saat ini harga sudah tembus sampai harga Rp 50 ribu. Sedangkan petani bisa menjual dengan harga Rp 40 ribu.
"Semua jenis cabai sedang naik, yang paling murah cabai rawit putih," katanya.
Namun, meski harga cabai cukup tinggi, produksi dirasa kurang optimal. Sebab, bersamaan dengan harga naik, produksi justru menurun.
"Iya, sayangnya hasil panen sedang menurun karena virus," ujarnya.
BACA JUGA:Profesi Petani Kurang Diminati, Angka Pengangguran di Ajibarang, Banyumas, 24 Persen
BACA JUGA:Gerakan Maju Tani Akan Cetak 10 Juta Petani Digital
Sekitar 4.000 batang pohon cabai ditanam pada lahan sekitar 60 ubin. Jenis yang di tanam yaitu cabai merah keriting dan cabai rawit merah.
"Beberapa hari ini buah cabai di pohon mengalami kebusukan. Persentasenya bahkan bisa sampai seperempat hasil panen normal," ujar dia.
Menurutnya, biasanya satu pohon bisa panen sampai satu kilogram. "Ini banyak yang busuk di pohon, penyebabnya karena lalat bulat," ujarnya.