Dimana desa ini dibangun dengan Konsep Tri Mandala yaitu tata ruang desa dibagi menjadi tiga wilayah. Yaitu Utama Mandala, Madya Mandala, dan juga Nista Mandala.
Pembagian wilayah tersebut diurutkan mulai dari wilayah paling utara hingga wilayah paling selatan. Di wilayah utara, ada Utama Mandala yang merupakan tempat suci atau tempat para dewa sekaligus lokasi tempat beribadah didirikan.
Di bagian tengah, ada zona yang disebut sebagai Madya Mandala yang merupakan pemukiman penduduk, di mana rumah-rumah penduduk dibangun berbanjar di sepanjang jalan utama. Sedangkan untuk wilayah paling selatan disebut dengan Nista Mandala yang merupakan zona khusus untuk pemakaman penduduk.
BACA JUGA:Rekomendasi Hotel di Bali dengan View Pantai, Cocok Untuk Liburan!
BACA JUGA:Kelebihan dan Kekurangan Hotel Kapsul, Konsep Menginap Praktis yang Kian Populer
3. Hutan Bambu Sebagai Pelindung Desa
Keseruan berkunjung ke Desa Penglipuran ini akan makin terasa saat kamu menyusuri hutan bambu sangat luas bahkan 45 hektar atau kurang lebih sekitar 40 persen dari luas keseluruhan Desa Penglipuran. Hutan bambu yang mengelilingi desa Penglipuran ini selalu terjaga dan terus dilestarikan sampai saat ini.
Itu merupakan bentuk pelestarian warisan dari para leluhur sekaligus wujud nyata dalam menjaga keseimbangan antara manusia dan alam. Selain itu hutan bambu ini juga kerap disebut sebagai hutan pelindung desa karena memiliki fungsi sebagai kawasan resapan air.
Dengan segala keindahan alam, keunikan budaya, dan tradisi adat yang masih kental, tentunya kamu akan merasa puas saat berkeliling di Desa Penglipuran karena kamu akan benar-benar merasakan atmosfer desa Bali yang asri dan otentik. Namun jangan lupa untuk tetap sopan dan menghormati adat setempat ya kawan! (fah)