Jalungmas merupakan singkatan dari istilah Jaipong Calung Banyumas.
Istilah tersebut diyakini berasal sekitar tahun 1980-an yang dicetuskan oleh beberapa seniman asal Cilacap yang saat itu sedang berlatih untuk mendalami kesenian tradisional setempat sebagai sumber kreativitas karya tari baru.
BACA JUGA:PKS Siap Kolaborasi Lestarikan Seni dan Budaya
BACA JUGA:Bupati Purbalingga Minta Masyarakat Lestarikan Budaya Lokal
Tari Jalungmas diciptakan untuk memenuhi kebutuhan estetika tari lengger Banyumas dengan gamelan calung sebagai bentuk fiksi yang memadukan dua genre kesenian lengger calung (banyumas) dan jaipong (Sundan).
Tari Jalungmas lebih menitikberatkan pada dua aspek produksi, yaitu langkah tari yang diadopsi dari gaya tari Jaipong dan gaya tradisional Banyumas yang diungkapkan dalam idiom gamelan Calung Banyumasan.
Nama Jalungmas tercetus saat Panitia Peringatan Paguyuban Serulingmas Jakarta menggelar rapat persiapan acara budaya Banyumasan yang berlangsung di Kabupaten Cilacap.
Saat itu panitia menjelaskan teknis pelaksanaan acara kebudayaan Kabupaten Banyumasan dan Cilacap. Kebetulan saat itu tari jalungmas ciptaan Tiek Entarti belum memiliki nama.
BACA JUGA:Kelebihan Kenthongan Sebagai Alat Musik Warisan Budaya Lokal Banyumas
BACA JUGA:Sejarah Kentongan di Banyumas: Budaya Kebanggaan!
Kemudian wajar saja panitia teknis pementasan acara budaya Banyumasan, Suhartoyo, menyampaikan nama tarian yang akan dibawakan dengan nama jalungmas.
Menyadari nilai luar biasa dari tarian ini, Jalungmas kini kerap tampil di berbagai acara besar, termasuk perayaan Kabupaten Cilacap.
Selain itu, pada tahun 2018, Sodong Cultural Symphony Orchestra juga menggelar pertunjukan.
Tujuannya adalah untuk memperkenalkan Jalungmas kepada lebih banyak orang di banyak festival. Acara berlangsung di pantai Sodong Adipala.
Perpaduan dua budaya yang menarik ini wajib kamu ketahui, terlebih orang Cilacap itu sendiri. Dari tari jalungmas kita dapat belajar bahwa perbedaan budaya pun dapat kita menyatu dengan baik. Tak ada salahnya kamu belajar tarian yang satu ini. Mari kita bersama-sama lestarikan budaya lokal! (ian)