PURBALINGGA, RADARBANYUMAS.DISWAY.ID - Desa Talagening Kecamatan Bobotsari kini tidak lagi memanfaatkan hidram. Yaitu jaringan air bersih yang didapatkan dari sumber Curug (air terjun,red) yang dipompa manual dengan peralatan sederhana secara alami.
Menurut Kepala Desa Talagening, Ibnu Sulistio, peralatan Hidram yang dulu jadi andalan ratusan warga, mudah rusak. Sehingga pihaknya beralih ke Pamsimas dengan mengandalkan dua sumber mata air.
"Kami masih memiliki dua sumber air yang bisa dimanfaatkan untuk Pamsimas. Yaitu Sambeng Jaya dan Ciputut. Alhamdulillah masih mampu dimanfaatkan untuk pemenuhan kebutuhan air bersih," katanya, Jumat 15 September 2023.
BACA JUGA:Persibangga Purbalingga Tunjuk Agus Riyanto Sebagai Pelatih
BACA JUGA:Pergi Dua Minggu, Kakek di Banyumas Ditemukan Meninggal di Areal Perkebunan
Lebih lanjut dikatakan, sejak tahun 2020 silam, pihaknya tidak pernah mengajukan usulan bantuan atau droping air bersih dari pemerintah. Dulu, tak kurang 400 jiwa dari 80 rumah di desanya tidak pernah berhasil membuat sumur biasa untuk mendapatkan air bersih.
Hingga akhirnya warga memutuskan mengelola Curug Ciputut di desa mereka dengan membuat saluran air yang melawan gravitasi tanpa bantuan listrik. Alat itu bernama Hidram.
Dengan alat sederhana itu, air dinaikkan dari lembah sungai di Curug itu sekitar 70 meter dan menyalurkannya menggunakan ratusan meter paralon tanpa bantuan genset. Cara kerja Hidram yaitu dengan memanfaatkan tekanan air dari mesin rakitan manual melalui tekanan angin.
BACA JUGA:Anggaran Penanganan Stunting di Desa di Pekuncen, Banyumas Pas-Pasan, Tahun Depan Didorong Maksimal
BACA JUGA:Pemdes Krajan, Banyumas Dapat Bantuan 44 Septictank Modern, Penyaluran Bakal Dikebut
“Warga di sini jika menggali sumur minimal harus berkedalaman 10 meter. Kini Hidram mudah ada kerusakan, jadi kami arahkan ke Pamsimas,” rincinya.
Harapannya, sumber air yang saat ini digunakan masih bisa diandalkan. Karena sementara hanya itu yang bisa menjadi upaya warga mendapatkan air bersih. (amr)