CILACAP, RADARBANYUMAS.DISWAY.ID - Kabupaten Cilacap mendapatkan perhatian sejumlah pihak dalam hal penanganan bencana alam. Hal ini karena wilayah Kabupaten Cilacap rawan ancaman bencana gempa dan tsunami.
Untuk itu, Kabupaten Cilacap dijadikan pilot projek atau proyek percontohan oleh Kemendikbudristek untuk 89 mahasiswa Magang Studi Independen Bersertifikat (MSIB).
Sekretaris Daerah Kabupaten Cilacap Awaludin Murri mengatakan, mereka akan menjalani Tsunami Ready Community selama empat bulan di Kabupaten Cilacap.
"Tentunya ini kesempatan luar biasa dipilih Kemendikbudristek. Karena program ini baru pertama di Indonesia. Kalau berhasil akan mengembangkan di daerah-daerah lain di pesisir. Apalagi Cilacap ini paling rawan bencana tsunami," ujar Awaludin.
BACA JUGA:Kabar Baik, Insentif Ketua RT dan Ketua RW di Cilacap Bakal Dibagikan Mulai Oktober
Awaludin mengatakan, mereka ditempatkan di enam lokasi paling potensi terdampak bencana tsunami. Yakni Kecamatan Nusawungu, Binangun, Adipala, Kesugihan, Cilacap Tengah dan Cilacap Selatan.
"Mereka akan melakukan penelitian penanganan dan antisipasi tsunami ke masyarakat, agar masyarakat siaga tangguh bencana. Objek-objek ini menjadi bahan penelitian," ujar Awaludin.
Sementara itu Kepala Stasiun Geofisika Kelas III Banjarnegara BMKG Hery Susanto Wibowo mengatakan, para mahasiswa diharapkan dapat mempersiapkan masyarakat untuk meningkatkan mitigasi, terlebih dalam menghadapi bencana jika sewaktu-waktu terjadi.
"Mahasiswa diharapkan mendapatkan pengalaman untuk membantu desa-desa di pesisir pantai Cilacap untuk menyiapkan dan mengumpulkan 12 indikator yang disiapkan dalam pengajuan Tsunami Ready Community," katanya.
Dua belas indikator tersebut, lanjut, Hery untuk persiapan Kabupaten Cilacap untuk mendapatkan pengakuan oleh UNESCO sebagai Tsunami Ready Community.
"Kami menargetkan desa di pesisir Kabupaten Cilacap mendapatkan pengakuan UNESCO dan dikatakan mampu sebagai masyarakat siaga tsunami," jelas Hery. (ray)