PURWOKERTO, RADARBANYUMAS.CO.ID - Kesalahan persepsi atau miskomunikasi dalam hubungan antara lembaga pendidikan dengan wali murid direspon oleh Kantor Kementerian Agama dengan mengumpulkan sebagian kepala madrasah untuk didorong meningkatkan skill komunikasi.
Wakil Ketua Kelompok Kerja Kepala Madrasah MTs Banyumas, Syarif Hidayat, SAg mengatakan sebagian kepala madrasah di Banyumas bersama dengan madrasah-madrasah lain seJawa Tengah yang dilaporkan melalui medsos oleh karena adanya ketidakpuasan dari wali murid sudah dipanggil oleh Kantor Wilayah Kemenag Jateng, Senin (17/7). Sepulang dari Semarang, pada malam harinya pihaknya juga dikumpulkan oleh kepala kantor untuk diberikan arahan di ruang Kepala Seksi Pendidikan Madrasah.
"Kemungkinan merubah program setahun yang telah direncanakan tetap ada meski kecil," katanya pada Radarmas, Rabu (19/7).
BACA JUGA:Kanwil Kemenag Jateng Verifikasi Delapan Izin Operasional Madrasah Baru di Banyumas
Syarif menjelaskan sesuai program Kepala Kantor Kementerian Agama Banyumas yaitu Komitmen Prestasi dan Komitmen Terbaik maka semua kepala madrasah didorong untuk meningkatkan skill komunikasi dengan wali murid guna memperkecil peluang munculnya salah persepsi. Ke depan pihaknya juga ingin menyampaikan aspirasi dari madrasah agar Pemkab Banyumas dan Pemprov Jateng dapat memberikan perhatian kepada madrasah sama seperti sekolah-sekolah dibawah naungannya.
"Jika harus mengurangi program dengan diturunkannya anggaran, kami tindak ingin dikatakan menyerah," ungkap dia.
Kepala Kantor Kementerian Agama Banyumas, H Ibnu Asaddudin, SAg MPd dalam arahannya menyampaikan harus ada perubahan paradigma yang dipahami dan dimiliki semua sektor. Grand desain Indonesia emas di 2045 salah satunya harus dimulai dari madrasah. Madrasah akan sulit maju jika hanya dengan Bantuan Operasional Sekolah (BOS) BOS dan demi kemajuan madrasah harus melibatkan masyarakat.
BACA JUGA:Kemenag Banyumas Dorong Budaya Baca di Madrasah Lewat Program Maghrib Mengaji dan Baca Bersama
"Madrasah dengan bermacam-macam tagline seperti Madrasah Digital, Madrasah Metaverse, Madrasah KEREN dan lainnya harus mampu ditanamkam pada wali murid bahwa itu pasti membutuhkan sumber daya yang ekstra," ingatnya.
Maka dari itu ditekankannya semua sector harus berkolaborasi untuk memberikan nilai manfaat yang kelak hasilnya juga dapat dirasakan oleh semua peserta didik dan orangtua. Dilanjutkan Ibnu, untuk mencapai kolaborasi tersebut madrasah harus duduk bersama. Presentasikan tagline madrasah dan diskusikan program madrasah dengan semua mitra termasuk wali murid.
"Dan dalam hal ini perlu skill komunikasi agar tidak banyak menimbulkan salah persepsi. Wali murid meski hanya sebagian kecil yang awalnya merasa tidak puas juga akhirnya bisa terpuaskan dan tidak mudah memberikan laporan yang negatif," pungkas kepala kantor. (yda)