PURBALINGGA, RADARBANYUMAS.CO.ID - Menjelang datangnya musim kemarau tahun ini, Dinas Pertanian (Dinpertan) Kabupaten Purbalingga, mengimbau petani melakukan sejumlah langkah antisipatif.
Hal itu diungkapkan oleh Kepala Dinpertan Kabupaten Purbalingga Mukodam, Selasa, 30 Mei 2023.
Dia menjelaskan, bagi wilayah yang terdapat saluran irigasi. Serta, saluran irigasinya teraliri air sepanjang tahun atau masih ada air diminta tetap menanam komiditas padi.
"Namun, perlu dilakukan penghematan air untuk mengairi sawah yang digarap," katanya.
Dia menambahkan, yang terpenting adalah kondisi areal peraawahan maish basah dan lembat. Tak perlu dialiri air secara berlebihan.
Sedangkan, untuk wilayah yang tidak didukung dengan saluran irigasi. Maka, Dinpertan Kabupaten Purbalingga mengimbau agar petani mengganti jenis tanaman yang tidak memerlukan air terlalu banyak. Diantaranya adalah komoditas palawija.
"Wilayah yang kesulitan air agar tanaman di sawah miliknya diganti dengan komunitas jagung, kacang, kedelai atau sayur. Hal ini agar tetap memberikan manfaat kepada pemiliknya,” katanya.
Dia mengungkapkan, Dinpertan sudah mensosialisasikan akan terjadinga perubahan musim ini kepada para petani.
"Saat ini, sudah masuk masa tanam. Jadi jangan sampai kering atau kurang air. Karena, dampaknya pada tumbuh kembang tanaman. Bahkan, bisa saja sampai puso," lanjutnya.
Langkah antisipatif lainnya adalah dengan pompanisasi atau pengairan menggunakan sistem pompa. Hal ini, dilakukan agar tanah dapat tetap terjaga cukup basah atau tidak harus tergenang," ujarnya.
Diketahui, musim kemarau diprediksi akan mulai terjadi di bulan Juni 2023 mendatang. Sehingga, Petani di Kabupaten Purbalingga, diimbau untuk bersiap menghadapinya. Karena, ketersediaan air akan berkurang, maka perlu mengantisipasi kondisi tersebut. (tya)