CILACAP - Pemerintah Kabupaten Cilacap menerapkan program bilingual class atau penggunaan dua bahasa, pada jenjang Sekolah Menengah Pertama (SMP). Hal ini bertujuan guna mencetak generasi cerdas dan berdaya saing.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Cilacap, Sadmoko Danardono mengatakan, saat ini penerapan bilingual class sudah berjalan selama satu tahun. Meskipun baru dilakukan secara bertahap pada SMP di Kabupaten Cilacap.
"Bilingual class ini sudah kita rintis satu tahun. Untuk jangan panjang output dan outcome anak-anak bisa bersaing dengan teman-temannya di level internasional. Selain itu juga untuk mencetak anak didik kita agar mampu bersaing di era 20-30 tahun yang akan datang," kata dia.
Sadmoko mengatakan, pada tahun ajaran 2022/2023, tiap SMP di Kabupaten Cilacap menerapkan minimal satu kelas dengan menggunakan bilingual class.
"Minimal satu kelas dalam SMP. Misal SMPN 1 Cilacap tahun ini satu kelas ada bilingual class-nya. Rata-rata SMP di Cilacap sudah ada, ini masih rintisan tapi kita mulai tahun ajaran ini dan inilah momentum bagi kita meningkatkan kompetensi," ujar Sadmoko.
Agar lebih maksimal, pihaknya pun mendorong peningkatkan kapasitas maupun kompetensi pada para guru atau pengajar. Terlebih bilingual class, masuk dalam program kurikulum merdeka belajar. Bahkan Cilacap menduduki peringkat tujuh besar Nasional dan peringkat lima Provinsi dalam program tersebut.
"Tidak perlu muluk-muluk tahun ini misal untuk program bilingual class-nya baru lima persen pun tidak apa-apa. Yang penting tahun ajaran depan bisa meningkatkan lagi, meningkat lima persen, dan seterusnya," katanya.
Sadmoko menambahkan, pihaknya pun mendorong anak-anak di Kabupaten Cilacap agar bisa tetap bersekolah. Pemerintah Kabupaten Cilacap pun bakal menfasilitasi 546 anak putus sekolah di wilayah desa kemiskinan ektrem untuk mengenyam pendidikan.