PURWOKERTO, RADARBANYUMAS - Perajin Bedug Nurul Ikhsan milik Taofik Amin (50) mengalami lonjakan pesanan. Rata-rata pesanan bedug ditempatnya berasal dari luar kota.
"Seperti dari Jakarta, Bumiayu, Purbalingga, Banjarnegara. Dan juga dari daerah sendiri, Banyumas," kata dia.
Produksi bedugnya ini terkenal di berbagai daerah karena memang sudah dimulai sejak tahun 1997.
Selain dipasarkan melalui online, calon pembeli biasanya mengetahui asal bedug tersebut dari stiker yang ada di bedug tersebut.
BACA JUGA:Pasca Pandemi, Perajin Bedug Keniten Mulai Dibanjiri Pesanan
"Saya memakai bahan dari kayu trembesi. Sedangkan kulitnya, dari kulit sapi dan kambing," katanya.
Memilih kayu trembesi, karena dari pengalamannya kayu tersebut yang memiliki kualitas teruji, cocok, dan ketahanannya lumayan lama.
"Baik kayu maupun kulit, semua masih dari lokal," ujar dia.
Ciri khas bedug dari produksinya, adalah dari warna. Yaitu berwarna coklat.
"Kecuali ada permintaan warna hitam, baru kita ganti jadi hitam," tuturnya.
Memang tak banyak produsen bedug. Sepengetahuannya, ada produsen bedug lainnya di Cirebon dan Tegal.
"Kalau dari produksi bedug Cirebon dan Tegal, secara kualitas kayu berani bersaing lah. Tapi kalau ukir kami mungkin sedikit kalah," tuturnya.
Produk bedug miliknya dibandrol dengan harga yang bervariasi. Tergantung dari besaran bedug.
Ukuran terbesar yang sanggup dibuat, adalah diameter 150 cm dan panjang 2,25 meter dihargai Rp 50 juta. Sedangkan untuk standar berukuran diameter 50 cm dan panjang 70 cm dihargai Rp 2,8 juta. (mhd)