PURWOKERTO, RADARBANYUMAS.CO.ID - Selasa (10/1) dini hari pada pukul 00.47, wilayah Maluku diguncang gempa berkekuatan magnitudo 7,9.
Bahkan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyatakan berpotensi tsunami.
Dikutip dari Twitter BMKG, pusat gempa terjadi di 148 kilometer (km) Barat Laut Maluku Tenggara Barat.
BACA JUGA:Lagi Tren, Ini Deretan Korban Lato-Lato di Indonesia Meski Mainan Positif
Tepatnya di 7.25 Lintang Selatan, 130.18 Bujur Timur, kedalaman 131 (km).
Status peringatan SIAGA ditujukan pada 4 kota/kabupaten (provinsi), meliputi Maluku Tengah (Maluku), Kepualuan Maluku Tenggara (Maluku), Maluku Tenggara Barat Pulau Yamdena (Maluku), dan Kota Ambon (Maluku).
Berdasarkan hasil analisis BMKG, gempa bumi ini memiliki parameter update.
BACA JUGA:Merokok di Purbalingga Bisa Didenda Sampai Rp 50 Juta, Cek Lokasi Larangannya
Dari magnitudo 7,9 dimutakhirkan menjadi M 7,5.
Setelah 3 jam dari terjadinya gempa, BMKG mengakhiri status peringatan dini tsunami, tepatnya pada pukul 03.43.
Diakhirinya peringatan dini tsunami berdasarkan observasi di 4 tide gauge, berupa pendeteksi tsunami di perairan untuk mendeteksi gelombang.
BACA JUGA:3.292 Pendaftar PPS Banyumas Ikuti Seleksi Tertulis
Lokasi 4 tide gauge meliputi Larat, Lirang, Adaut, dan Seira.
BMKG tidak menemukan perubahan pada gelombang laut yang signifikan, setelah menunggu selama 2 jam.
Adapun penyebab gempa Maluku ini, hasil analisis BMKG dipicu karena tunjaman lempeng di Laut Banda.