BANYUMAS, RADARBANYUMAS.CO.ID - Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengirimkan tim pakar geologi untuk melakukan pemetaan geologi di wilayah Kabupaten Banyumas.
Tim PVMBG merespon terkait meningkatnya bencana geologi berupa tanah longsor dan tanah bergerak di Kabupaten Banyumas pada tahun 2022 ini.
Dari hasil kajian sementara yang telah dilaksanakan Selasa (29/11) kemarin dan direncanakan hingga Sabtu (3/12) mendatang di enam Kecamatan rawan terdampak longsor dan tanah bergerak.
BACA JUGA:Safari Pembangunan, Bupati Banyumas Sarankan Nama Taman Botani Diganti
PVMBG, Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengungkapkan, ada 3 sebab utama tanah longsor dan pergerakan tanah di Kabupaten Banyumas.
"Kabupaten Banyumas secara geologi itu batuannya disusun atau didominasi oleh batuan pasir sama napal atau lempung yang mengandung karbonat," kata Yudi Wahyudi, Ketua Tim Tanggap Darurat gerakan tanah PVMBG, Badang Geologi Kementerian ESDM di Banyumas, Kamis (1/12).
Karakter dari batuan itu, Yudi melanjutkan, sangat mudah patah pada musim kemarau, dan tidak mampu menyerap air ketika hujan.
BACA JUGA:Tahun 2023, Pemkab Purbalingga Diminta Optimalkan Penerimaan PAD
"Karakter batuan ini ketika musim kemarau atau dalam kondisi kering mudah patah, sementara saat hujan karakternya licin kemudian tidak menyerap air," lanjutnya.
Dan setelah dilakukan peninjauan dalam 3 hari hingga saat ini, rata-rata wilayah Kecamatan terdampak longsor yang ditinjau didominasi oleh jenis bebatuan itu.
"Di Sumpiuh pun sama, karakter geologi parameter yang mendukung terjadinya longsor atau tanah gerak ialah batuan," tambahnya.
BACA JUGA:Mayat Perempuan Tanpa Identitas Dimakamkan di Desa Binangun Cilacap
Kemudian penyebab utama yang kedua, ialah Morfologi atau bentuk muka bumi
"Kemudian morfologi, bentuk muka bumi. Di Banyumas ini bentuknya banyak lereng-lereng terjal," jelasnya.
Sehingga pihaknya juga menghimbau, bagi warga yang tinggal di daerah lereng atau perbukitan senantiasa untuk tetap waspada dan mengenali lingkungannya.