Inilah Titik-titik Rawan Bencana Jalur Mudik Pulau Jawa

Selasa 21-06-2016,11:50 WIB

Jalur Selatan Rawan Longsor, Jalur Utara Rawan Rob JAKARTA- Ancaman bencana tanah longsor dan banjir masih belum lepas dari penduduk daerah Jawa. Terutama, provinsi Jawa Tengah (Jateng). Dengan curah hujan yang diperkirakan tinggi hingga Maret 2017 nanti, kemungkinan banjir dan tanah longsor di musim mudik nanti pun bakal meninggi. Disertai dampak rob yang bisa saja menganggu perjalanan mudik tahun ini. Kepala Pusat Informasi Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penaggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho mengatakan, perkiraan curah hujan tahun ini memang cukup panjang karena La Nina. Intensitas hujan tersebut bakal meningkat pada periode November 2016 hingga Maret 2017 nanti. "Desember diperkirakan momen dimana  curah hujan mencapai potensinya. Karena itu, potensi longsor akan semakin tinggi," ujarnya dalam jumpa pers di Graha BNPB, Jakarta, kemarin (20/05). Dalam pemetaan BNPB, lanjut dia, terdapat 274 kabupaten/kota di seluruh Indonesia dengan potensi longsor kategori sedang dan tinggi. Wilayah-wilayah yang paling berpotensi adalah sepanjang bukit barisan di Sumatera, Sulawesi, Papua, dan Jawa bagian tengah dan selatan. "Karena itu, saat mudik, daerah yang paling rawan di Jawa adalah jalur bagian tengah dan selatan. Karena jalur-jalur ini melewati kawasan pegunungan dan bukit. Sedangkan, keadaan vegetasi di sana semakin memburuk," ungkapnya. Terkait pencegahan, Sutopo mengaku pihaknya berusaha terus menerus dengan memasang sistem peringatan dini longsor di beberapa tempat kawasan longsor. Sekaligus, melakukan reboisasi terhadap tanah-tanah yang kondisi penyerapan hujannya memburuk. Namun, langkah tersebut diakui masih belum mumpuni untuk mencegah banjir longsor. "Perlu diketahui, penyebab utama banjir dan longsor adalah perbuatan manusia. Mulai dari alih guna lahan hutan, penebangan liar,  dan penurangan lahan serapan air. Alat deteksi dini longsor kami pun sekarang ada yang dibuat tempat jemuran," jelasnya. Lalu, bagaimana dengan upaya relokasi? Sutopo menegaskan bahwa relokasi merupakan pilihan terakhir bagi daerah rawan longsor. Menurutnya, relokasi bukan hanya sekedar membangun pemukiman. Namun, ada juga faktor mata pencaharian dan sosial yang perlu diperhatikan. "Longsor ini adalah bencana yang tak diprediksi. Meski sudah ada retakan 30 sentimeter pun kadang-kadang lima tahun tidak longsor. Tapi, ada juga yang baru 10 sentiemeter tiba-tiba sudah runtuh. Jadi penduduk pun tak semudah itu direlokasi," jelasnya. Jika jalur selatan dan tengah dipenuhi ancaman longsor, jalur utara dihantui oleh rob. Terutama, di Provinsi Jawa Tengah yang sudah beberapa hari dilanda bencana tersebut. Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono mengatakan, Basuki mengatakan bahwa hingga kemarin, banjir rob belum sampai meluas di titik-titik utama di jalur pantura. Banjir yang berasal dari meluapnya air laut tersebut hanya terjadi di depan Terminal Terboyo, Semarang. "Tempat penting lainnya seperti Stasiun Tawang tidak sampai tergenang banjir rob," ujar Basuki saat ditemui usai menghadiri acara di kompleks Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Jakarta Selatan (Jaksel), kemarin (20/6). Kendati demikian, dirinya memperingatkan bahwa ancaman banjir rob dan tanah longsor masih menghantui wilayah Jateng. "Laporan dan prediksi dari Badan Metereologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), yang paling tinggi banjir robnya adalah pada 6 Juli. Tapi kalau pompa-pompa sudah kami pasang dan perbaikan kami selesaikan insyaallah bisa kami atasi," ujar Basuki yakin. Karena itu, pihaknya segera menurunkan sejumlah alat berat untuk membantu membereskan kerusakan infrastruktur yang terjadi di sejumlah daerah di Jateng akibat banjir dan tanah longsor yang terjadi sejak Sabtu kemarin (18/6). Antara lain, sepuluh unit pompa penyedot air yang telah dioperasikan untuk mengurangi genangan banjir rob di Semarang, Jateng. Pompa tersebut juga diturunkan untuk mengantisipasi genangan banjir rob yang lebih tinggi di jalur pantai utara (pantura). Selain itu, Basuki juga menuturkan bahwa para pekerja juga telah diperintahkan untuk membangun tanggul-tanggul pasir sementara setinggi satu meter untuk menahan naiknya air laut pantai utara ke daratan. Untuk penanganan jangka panjang, pihaknya segera membangun parapet atau tanggul permanen di sepanjang tanggul-tanggul pasir tersebut. Menteri berusia 61 tahun tersebut optimis bahwa penanganan banjir rob yang terjadi di Semarang, khususnya di jalur mudik pantura akan selesai dalam beberapa hari ke depan. Selain di Semarang, Basuki mengatakan bahwa pihaknya juga telah mengoperasikan delapan unit pompa di sejumlah di sejumlah lokasi banjir di Kota Solo untuk menyedot air yang meluap dari Sungai Bengawan Solo. Namun, dia menyatakan bahwa keberadaan pompa-pompa air tersebut nyaris sia-sia karena tidak mau mengimbangi kecepatan meluapnya air Sungai Bengawan Solo. Di Kebumen, Basuki mengatakan bahwa jalur mudik di jalur pantai selatan Kebumen aman untuk dilintasi oleh berbagai jenis kendaraan. Terkait kabar adanya jembatan yang putus di jalur pantai selatan di Kebumen akibat banjir, Basuki juga mengkonfirmasi bahwa tidak ada jembatan yang putus di sana. "Jembatannya hanya terendam banjir dan setelah surut kondisinya masih layak digunakan. Yang parah di Kebumen itu adalah di lokasi tanah longsornya," ujarnya. Sejumlah pihak menyebut bahwa bencana banjir dan tanah longsor terkakit erat dengan perubahan iklim yang terjadi di wilayah Indonesia. Terkait hal tersebut, pihak KLHK menyataan bahwa Indonesia tidak punya alasan lagi untuk menunda tindakan nyata untuk mengatasi perubahan iklim yang semakin tidak terkendali. Staf Ahli Menteri LHK Bidang Energi Arief Yuwono mengatakan bahwa saat ini pemerintah bersama Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) sedag bersiap untuk meratifikasi Kesepakatan Paris atau Paris Agreement yang disepakati oleh lebih dari 190 negara pada Pertemuan Para Pihak ke-21 (COP 21) Konvensi Kerangka Kerja PBB untuk Perubahan Iklim (UNFCCC) di Paris, Prancis akhir tahun lalu. Hal tersebut direncanakan akan kelar Oktober tahun ini juga. "Nanti ratifikasi ini bentuknya bisa dua yaitu Undang-Undang (UU) atau keputusan presiden (kepres). Tapi jika dilihat tujuannya, Paris Agreement ini menyangkut lingkungan dan hak asasi maka keluarannya nanti akan berbentuk UU yang disetujui DPR dan kemudian disahkan oleh presiden," terang Arief. Sementara itu, Menteri Perhubungan (Menhub) Ignasius Jonan menjelaskan bahwa mudik kali ini diperkirkan sedikit berbeda dari tahun lalu. 2016 ini, puncak mudik Lebaran Tahun 2016 dimulai hari Jumat 1 Juli hingga Minggu 3 Juli 2016atau H-5 hingga H-3 sebelum lebaran.  "Setelah hari H itu lalu lintas akan tenang lagi," jelasnya. Selain itu, dia memperkirakan pemudik dengan sepeda motor naik drastis sebanyak 50 persen dari tahun lalu. Hal itu ditandai dengan masih buruknya animo mudik gratis pemudik sepeda motor yang tahun ini. "Sampai saat ini kuota yang terpenuhi belum sampai 80 persen," ungkapnya. Sementara itu, Presiden Joko Widodo tidak memberikan pernyataan langsung mengenai bencana di Jawa Tengah. Saat ditemui wartawan di rumah dinas Ketua DPR RI kemarin, Jokowi hanya tersenyum ketika ditanya perihal bencana tersebut. Dia langsung berjalan menuju kendaraannya. Meskipun demikian, melalui akun Twitter resminya, Jokowi menyampaikan duka cita. "Banjir, tanah longsor melanda bbrp daerah. Duka cita atas jatuhnya korban tanah longsor di Jateng. Kita bergerak bersama membantunya –Jkw," kicaunya. Juru Bicara Presiden Johan Budi SP mengatakan bahwa Presiden sudah melakukan sejumlah langkah untuk penanganan bencana di Jateng. Sejumlah menteri sudah diperintahkan untuk menangani bencana tersebut secepatnya, berkoordinasi dnegan pemda setempat. "Karena kejadian ini sangat mendadak.Tidak diprediksi sampai jatuhnya korban jiwa," ujarnya di kompleks Istana Kepresidenan kemarin (20/6). Mengenai kemungkinan Presiden akan mendatangi lokasi bencana, Johan menyatakan belum mendapatkan informasi. Sedikitnya ada tiga menteri yang diminta ikut menangani bencana tersbeut.yakni, Kemensos, Kemenkes, dan Kemendagri. Termasuk di dalamnya adalah Badan Nasional penanggulangan Bencana. Mereka diminta berkoordinasi dnegan Pemda agar penanganan bisa lebih cepat, tepat, dan efektif. Selain itu, tambah Johan, Presiden juga mengingatkan masyarakat untuk mewaspadai cuaca ekstrem dalam beberapa waktu ke depan. "19-22 (Juni) ini ada sejumlah wilayah yang punya curah hujan yang cukup tinggi, kemudian juga angin puting beliung berpotensi di sejumlah daerah," tambahnya. (bil/dod/byu)

Tags :
Kategori :

Terkait