KEGIATAN berpetualang di alam bebas, belakangan ini menjadi tren di kalangan anak muda. Tempat-tempat yang sebelumnya tidak dikenal luas, kini menyebar melalui media sosial sebagai destinasi wisata favorit. Berbagai komunitas bermunculan, khususnya di dunia maya, memperkenalkan potensi alam di kabupaten yang berada di lereng selatan Gunung Slamet ini. Salah satunya adalah Komunitas Klinthung.
Komunitas yang memiliki akun instagram @klinthungpwt dan akun facebook klinthung purwokerto ini merupakn sekelompok anak muda yang memiliki hobi berpetualang. Hampir setiap pekan, mereka mengagendakan kegiatan berpetualang sekaligus mempromosikan potensi wisata yang selama ini terpendam.
Salah satu penggagas Klinthung, Faisal Saelani menjelaskan, nama Klinthung diambil dari bahasa Banyumas yang bisa dikatakan pergi keluar rumah dengan waktu yang singkat serta jarak yang relatif pendek.
"Tetapi untuk pergi keluar rumah yang dimaksud itu belum pasti tujuannya kemana. Jadi biasanya untuk menghilangkan penat atau kejenuhan. Sehingga makna Klinthung yang kami ambil hanyalah bepergian keluar rumah untuk refreshing atau menghilangkan penat, yang tentunya pasti nggak sendirian perginya," kata dia.
Menurut Faisal, awal berdirinya Klinthung dimulai dari beberapa teman yang senang jalan-jalan untuk sekedar refreshing karena penat dengan kerja. Pada awalnya hanya berlima saja yang ikut jalan-jalan seperti ke curug, pantai ataupun bukit. Namun, semakin hari semakin banyak yang ikut karena dari kelima orang itu banyak yang membawa teman-temannya.
Tak hanya itu, karena zaman sekarang sudah canggih, mereka gemar meng-upload foto-foto di media sosial. Lalu, para followers di media sosial tersebut banyak yang tertarik untuk ikut jalan-jalan, seperti rekan-rekan kerjanya yang akhirnya rutin mengikuti travelling.
Karena sudah banyak yang sering ikut, akhirnya mereka membuat grup di whats up dan facebook. Supaya kelompok jalan-jalan mereka ini bisa menjadi wadah bagi orang-orang yang hobi travelling, maka mereka membutuhkan suatu identitas. Akhirnya, dipilihlah nama Klinthung secara resmi pada tahun 2014.
Sampai saat ini di Klinthung sudah ada 45 orang yang tergabung dalam komunitas ini. Namun, untuk yang ikut travelling setiap akhir pekan itu tidak hanya dari 45 orang itu saja. Orang lain di luar anggota Klinthung pun banyak yang mengikuti travelling di akhir pekan. "Kami adalah komunitas yang fleksibel. Siapa pun boleh ikut travelling bersama kami. Yang penting mereka gemar jalan-jalan dan senang mencari teman baru untuk menjalin persahabatan," ujar Faisal.
Anggota Klinthung Purwokerto, Ridho Ade menambahkan, Klinthung juga biasanya pergi belum memiliki tujuan yang pasti karena mereka biasanya sering mencari-cari tempat yang belum terjamah orang banyak. Mereka senang berpergian ke alam-alam yang belum resmi dibuka sebagai tempat wisata.
"Kita senang pergi ke tempat-tempat yang belum terjamah orang banyak atau belum resmi jadi tempat wisata. Jadi kita benar-benar ga tau bagaimana aksesnya, jaraknya, lokasinya, bahkan buat sampai ke tempat itu aja belum tentu sampai," kata mantan Ketua Umum Mayapada ini.
Komunitas Klinthung sangat mengedepankan kebersamaan, persahabatan, serta kekeluargaan. Mereka mencari lokasi travelling yang tentunya dijadikan sebagai wadah kebersamaan untuk menciptakan suasana kekeluargaan diantara mereka. Di luar agenda travelling pun mereka sering berkumpul walaupun hanya sekedar nongkrong atau ngopi di rumah teman.
Selain travelling, Klinthung juga gemar melakukan kegiatan sosial. Satu diantaranya kegiatan sosial yang pernah dilakukan yakni menanam pohon di lereng cendana pada beberapa bulan lalu. Mereka bekerja sama dengan komunitas cendana untuk kegiatan menanam pohon. Klinthung pun ikut berpartisipasi dalam kegiatan tersebut.
"Ke depannya, kami akan melakukan kegiatan sosial lagi. Yang sudah kami rencanakan saat ini ada bebersih sungai dan membuat pasar murah di desa atau bagi-bagi sembako saat bulan Ramadhan nanti," ujar Ridho. (why/acd)